Bahkan, Jose de Venecia, anggota kongres yang pernah jadi sekutu Arroyo, menyatakan bahwa Arroyo terlibat langsung dalam transaksi jaringan telekomunikasi nasional kontroversial dengan perusahaan Cina, ZTE Corp.
Di depan Dewan, De Venecia menyatakan bahwa Arroyo menyetujui transaksi itu setelah sebuah pertemuan rahasia di Shenzhen, Cina, tempat markas ZTE berdiri, pada 2006 lalu. Bekas ketua parlemen itu mengaku bahwa dia hadir saat Presiden Gloria Arroyo, Bapak Negara Jose Miguel Arroyo, dan Ketua Komisi Pemilihan Umum saat itu, Benjamin Abalos Jr., bertemu dengan para direktur ZTE.
"Presiden Arroyo harus menjawab hal ini," kata De Venecia, yang juga mengklaim bahwa Arroyo telah menyuap anggota kongres untuk mengganjal upaya pemakzulan. Dia bahkan mengaku bahwa dirinya dan putranya, Jose "Joey" de Venecia III, menerima ancaman mati.
Suami Arroyo, Jose Miguel Arroyo, balas menuding De Venecia telah berbohong. "Saya tak pernah menyarankan apa pun (kepada Presiden). De Venecia itu pembohong dan Anda dapat menilai dari wajahnya. Jangan percaya padanya," katanya.
Dewan akan mendengar argumen dari kelompok pendukung Arroyo besok dan lusa akan menggelar debat yang akan menentukan perlu-tidaknya sidang pemakzulan digelar.
ABS-CBNNEWS.COM | AFP |IWANK