TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, pada Selasa mengumumkan rencana untuk membuat maskapai penerbangan nasional kedua untuk strategi jangka panjang melepas ketergantungan ekonomi Arab Saudi dari minyak.
Maskapai nasional baru akan melambungkan Arab Saudi ke peringkat ke-5 global dalam hal lalu lintas angkutan udara, media resmi pemerintah melaporkan, tanpa memberikan perincian tentang kapan dan bagaimana maskapai itu akan dibuat, dikutip dari Reuters, 1 Juli 2021.
Pangeran Mohammed bin Salman telah mempelopori strategi ekonomi baru Arab Saudi, ekonomi Arab terbesar dan negara terbesar di Teluk secara geografis, untuk meningkatkan pendapatan non-minyak menjadi sekitar 45 miliar riyal pada tahun 2030.
Dengan menjadikan Saudi sebagai pusat logistik global, yang mencakup pengembangan pelabuhan, jaringan kereta api dan jalan raya, akan meningkatkan kontribusi sektor transportasi dan logistik terhadap produk domestik bruto menjadi 10% dari 6%, kata kantor berita negara Saudi Press Agency.
"Strategi komprehensif bertujuan untuk memposisikan Arab Saudi sebagai pusat logistik global yang menghubungkan tiga benua," kata Pangeran Mohammed seperti dikutip dalam laporan SPA.
"Ini akan membantu sektor lain seperti pariwisata, haji dan umrah untuk mencapai target nasional mereka," ujar putra mahkota yang dikenal di Barat dengan singkatan MBS.
"Ini akan meningkatkan hubungan dengan ekonomi global dan memungkinkan negara kita untuk menginvestasikan posisi geografisnya, di tengah tiga benua, dalam mendiversifikasi ekonomi kita dengan membangun industri layanan logistik yang maju, membangun sistem layanan berkualitas tinggi, dan menerapkan model bisnis yang kompetitif untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan di sektor logistik," kata MBS dikutip dari Arab News.
Penambahan maskapai penerbangan lain akan meningkatkan jumlah tujuan internasional dari Arab Saudi menjadi lebih dari 250 dan melipatgandakan kapasitas kargo udara menjadi lebih dari 4,5 juta ton, kata laporan SPA.
"Transportasi dan logistik adalah fokus utama dari program-program Visi Kerajaan 2030 dan faktor pendukung penting bagi sektor ekonomi menuju pembangunan berkelanjutan," kata Mohammed bin Salman.
Ia menambahkan bahwa area yang dicakup oleh strategi tersebut termasuk pengembangan infrastruktur, peluncuran sejumlah platform dan zona logistik di Kerajaan, penerapan model dan sistem operasi canggih, dan pembangunan dan peningkatan kemitraan yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta.
Dengan maskapai nasional Saudi saat ini Saudi Arabian Airlines (Saudia), kerajaan memiliki salah satu jaringan maskapai penerbangan terkecil di wilayah tersebut dibandingkan dengan ukurannya. Saudia telah berjuang dengan kerugian selama bertahun-tahun dan seperti rekan-rekan global, telah terpukul keras oleh pandemi virus corona.
Media lokal melaporkan awal tahun ini bahwa dana kekayaan kedaulatan kerajaan, Dana Investasi Publik, (PIF), berencana untuk membangun bandara baru di Riyadh sebagai bagian dari peluncuran maskapai baru, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
PIF adalah kendaraan utama untuk meningkatkan investasi Arab Saudi di dalam dan luar negeri ketika Mohammed bin Salman berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi kerajaan yang kaya minyak melalui strategi Visi 2030-nya.
Baca juga: Arab Saudi Beri Imunisasi Vaksin Covid-19 ke Kelompok Usia 12 Tahun
REUTERS | SAUDI PRESS AGENCY | ARAB NEWS