Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negosiasi Mengerucut, PBB Desak Amerika-Iran Cepat Kembali ke Perjanjian Nuklir

Perjanjian nuklir Iran melibatkan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina setelah Amerika Serikat menyatakan diri keluar dari perjanjian itu pada 2018. Ecfr.eu
Perjanjian nuklir Iran melibatkan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina setelah Amerika Serikat menyatakan diri keluar dari perjanjian itu pada 2018. Ecfr.eu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Presiden Amerika Joe Biden untuk segera mengangkat segala sanksi ke Iran sebagaimana dijanjikan dalam Perjanjian Nuklir 2015 (JCPOA). Argumen Guterres, negosiasi antara Iran dengan Amerika perihal kelanjutan perjanjian nuklir semakin mengerucut dan pengangkatan sanksi akan membantu kedua pihak untuk segera mencapai titik temu.

"Saya mendorong Amerika untuk segera mengangkat atau mengabaikan sanksi ke Iran. Saya juga mendorong Iran untuk segera mematuhi poin-poin yang diatur dalam perjanjian nuklir," ujar Guterres, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 30 Juni 2021.

Seperti diberitakan sebelumnya, Perjanjian Nuklir Iran, dikenal juga sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), adalah kesepakatan yang diteken delapan negara di tahun 2015. Tujuannya, memastikan program pengayaan nuklir Iran ditekan hingga 3,67 persen. Ada kekhawatiran cadangan uranium Iran cukup untuk membuat senjata pemusnah massal.

Tahun 2018, mantan Presiden Amerika Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan tersebut dan menjatuhkan sanksi ekonomi ke Iran. Mereka tidak percaya Iran akan patuh janji. Kesal ditelikung Amerika, Iran balik menggenjot program pengayaan nuklir dengan target setinggi mungkin.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.[REUTERS]

Situasi berubah ketika Joe Biden menggantikan Trump. Ia ingin membawa Amerika dan Iran sama-sama kemgbali ke Perjanjian Nuklir. Jika Iran kooperatif, Joe Biden berjanji sanksi ekonomi Iran akan ia angkat. Iran, sebaliknya, meminta sanksi diangkat dulu baru mereka kembali ke perjanjian. Sekarang, keduanya tengah bernegosiasi.

Guterres berkata, negosiasi yang ada telah mengerucut ke berbagai skenario yang bisa diambil oleh Iran dan Amerika untuk mencapai posisi mutual. Itulah kenapa, kata ia, dirinya mendesak kedua kubu untuk saling memenuhi syarat masing-masing agar perjanjian nuklir bisa kembali dipulihkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Duta Besar Uni Eropa yang mengkoordinir negosiasi antara Iran dan Amerika, Olof Skoog, mengamini pernyataan Guterres. Ia berkata, Amerika sudah menunjukkan kesiapan untuk mengangkat sanksi demi merevitalisasi Perjanjian Nuklir Iran. Walau begitu, kata ia, situasi bisa berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana jalannya negosiasi.

"Apa yang mungkin terjadi hari ini bisa berubah menjadi mustahil keesokan harinya. Kita hanya memiliki ruang diplomatik yang terbatas dan hal itu harus dimanfaatkan," ujar Skoog menegaskan.

Per berita ini ditulis, Iran telah menggenjot pengayaan uraniumnya hingga 60 persen, jauh di atas batas yang ditetapkan. Untuk membuat inti bom atom, pengayaan uranium harus mencapai 90 persen. Iran menyatakan tidak sulit menekan proses pengayaan selama Amerika memastikan sanksi diangkat.

Baca juga: Ebrahim Raisi Menjadi Presiden Iran, Kelanjutan Perjanjian Nuklir Dipertanyakan

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


PBB Soroti Minimnya Perempuan di Jabatan Tinggi Pemerintahan Cina

13 jam lalu

Presiden China Xi Jinping bersiap untuk menyampaikan pidato pada sesi penutupan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 13 Maret 2023. NOEL CELIS/Pool via REUTERS
PBB Soroti Minimnya Perempuan di Jabatan Tinggi Pemerintahan Cina

Perserikatan Bangsa-bangsa, dalam sebuah laporan, prihatin akan tidak adanya perempuan di tengah jabatan tertinggi pemerintahan Cina.


Iran Adili Jurnalis Perempuan yang Liput Kematian Mahsa Amini

16 jam lalu

Suporter Iran membentangkan poster  bertuliskan
Iran Adili Jurnalis Perempuan yang Liput Kematian Mahsa Amini

Pengadilan Iran memulai persidangan terhadap jurnalis perempuan yang dituduh terlibat dalam unjuk rasa kematian Mahsa Amini.


Tuai Kontroversi, Model Iran Kenakan Gaun Bertema Tali Gantungan di Cannes

21 jam lalu

Mahlagha Jaberi. FOTO/Instagram/mahlaghajaberi
Tuai Kontroversi, Model Iran Kenakan Gaun Bertema Tali Gantungan di Cannes

Mahlagha Jaberi mengenakan gaun itu ke Festival Film Cannes ke-76 untuk menarik kesadaran akan eksekusi hukuman gantung di Iran


Harga Minyak Mentah Turun Tajam, WTI di Posisi USD 69,46 per Barel

1 hari lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Mentah Turun Tajam, WTI di Posisi USD 69,46 per Barel

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir 3,41 dolar AS atau 4,43 persen, menjadi ditutup pada 73,54 dolar AS per barel.


Harga Emas Menguat di Tengah Penantian Kesepakatan Batas Utang AS Disahkan Kongres

1 hari lalu

Ilustrasi emas batangan. Sumber: Global Look Press / rt.com
Harga Emas Menguat di Tengah Penantian Kesepakatan Batas Utang AS Disahkan Kongres

Harga emas yang menguat memperpanjang keuntungan dalam dua sesi berturut-turut.


Pengadilan Iran Mulai Menyidangkan Perempuan Jurnalis Peliput Kematian Mahsa Amini

1 hari lalu

Sebuah sepeda motor polisi terbakar selama protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh
Pengadilan Iran Mulai Menyidangkan Perempuan Jurnalis Peliput Kematian Mahsa Amini

Niloofar Hamedi diadili untuk sebuah foto yang menunjukkan orang tua Mahsa Amini berpelukan di sebuah rumah sakit tempat putri mereka terbaring koma.


Israel Tidak Tahu Menahu Pembicaraan Arab Saudi-AS Soal Kesepakatan Normalisasi

1 hari lalu

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menunggu dimulainya pertemuan penasihat keamanan nasional di markas NATO di Brussels, Belgia 7 Oktober 2021. [Virginia Mayo/Pool via REUTERS]
Israel Tidak Tahu Menahu Pembicaraan Arab Saudi-AS Soal Kesepakatan Normalisasi

Arab Saudi merestui UEA untuk memulihkan hubungan dengan Israel, tetapi tidak mengikutinya karena tujuan kenegaraan Palestina menjadi prioritas.


Liput Kematian Mahsa Amini, 2 Jurnalis Wanita Iran Diadili Tertutup dan Terancam Vonis Mati

1 hari lalu

Orang-orang memegang papan bertuliskan
Liput Kematian Mahsa Amini, 2 Jurnalis Wanita Iran Diadili Tertutup dan Terancam Vonis Mati

Dua jurnalis wanita Iran diadili secara tertutup karena liputan mereka tentang kematian Mahsa Amini dianggap memicu protes.


Volodymyr Zelensky Ajukan RUU untuk Sanksi Iran

1 hari lalu

Drone Iran terlihat saat upacara parade Hari Tentara Nasional di Teheran, Iran, 18 April 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Volodymyr Zelensky Ajukan RUU untuk Sanksi Iran

Berdasarkan sumber setempat menyebut RUU yang diajukan Volodymyr Zelensky itu untuk memberlakukan sejumlah sanksi ke Iran.


Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Saja Dampaknya Bagi Negara Lain?

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy di Gedung Putih, 22 Mei 2023. REUTERS/Leah Millis
Jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang, Apa Saja Dampaknya Bagi Negara Lain?

Dampak bila Amerika gagal bayar utang yakni pertumbuhan ekonomi AS tenggelam, 7,8 juta pekerjaan lenyap, suku bunga pinjaman melonjak