Pengamanan hanya terlihat sekitar seratusan polisi di antara 10 ribu demonstran, yang menggunakan atribut ikat kepala dan pakaian warna kuning. “Ini menjadi kemenangan rakyat,” ujar pemimpin PAD Somkiat Pongpaiboon, yang memimpin pendudukan kantor perdana menteri, sejak agustus lalu.
Sementara Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan Somchai Wongsawat, menegaskan tidak akan mundur dari pemerintahan yang telah memilihnya secara demokrasi.
Wongsawat yang masih berada di Lima, Peru, dalam acara pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) masih mengikuti perkembangan demonstrasi di negaranya. Sementara rakyat yang berdemo dan tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), kini berpindah ke gedung parlemen, Senin (24/11) pagi ini.
Somchai percaya bahwa militer tidak akan melakukan kudeta. Dia mengatakan bahwa lebih konsentrasi dengan krisis finansial global yang sedang melanda dunia, seperti dalam agenda APEC.
“Situasi di Thailand hanyalah momen kecil -hanya berlokasi di Bangkok- dan tidak signifikan menghancurkan pondasi ekonomi negara,” klaim perdana menteri yang merupakan ipar dari mantan perdana Menteri Thaksin Sinawatra.
Sementara itu, Deputi Perdana Menteri Chaovarat Chamveerakul, yang menjadi pengganti perdana menteri, memanggil kabinet khusus untuk melakukan rapat di kantor pemerintahan di Bandara Don Mueang setelah ada penundaan pertemuan dengan senat.
Bangkok Post| Nur Haryanto