TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 Moderna Inc menunjukan keampuhan melawan varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India dalam studi laboratorium, dengan sedikit penurunan respons dibandingkan dengan jenis aslinya, kata pembuat obat itu pada Selasa.
Penelitian dilakukan pada serum darah dari delapan peserta yang diperoleh satu minggu setelah mereka menerima dosis kedua vaksin, mRNA-1273, dikutip dari Reuters, 30 Juni 2021.
Vaksin Moderna memicu respons antibodi terhadap semua varian yang diuji, menurut Moderna, tetapi tetap inferior dalam semua kasus dengan aktivitas penetralan vaksin terhadap jenis virus corona asli yang pertama kali ditemukan di Cina.
Vaksin itu jauh lebih efektif dalam memproduksi antibodi terhadap varian Delta daripada melawan varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, data menunjukkan.
Terhadap tiga versi varian Beta, antibodi penetralisir yang dihasilkan vaksin berkurang enam hingga delapan kali lipat dibandingkan dengan yang diproduksi melawan strain asli, sementara pengurangan 3,2 hingga 2,1 kali lipat terlihat untuk garis keturunan varian yang pertama kali diidentifikasi di India termasuk Delta dan Kappa.
"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Moderna COVID-19 harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," kata Kepala Eksekutif Moderna Stéphane Bancel.
Sebelumnya pada hari yang sama, India memberikan izin kepada produsen obat Cipla Ltd untuk mengimpor vaksin Moderna ke negara itu untuk penggunaan terbatas.
Saham Cipla naik 5,5% pada US$235,39 (Rp3.415.168) pada perdagangan tengah hari.
Moderna telah mengirimkan data sebagai pracetak ke situs web bioRxiv sebelum peer review.
Baca juga: Joe Biden Mulai Kirimkan Vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna ke Luar Negeri
REUTERS