TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik restoran serta berbagai jenis tempat makan lainnya di Ibu Kota Bangkok dan provinsi di sekitarnya, mulai frustrasi dengan larangan makan di tempat. Aturan itu diberlakukan mulai Senin kemarin, 28 Juni 2021 atau baru saja seminggu Pemerintah Thailand melonggarkan aturan.
Larangan makan di dalam restoran diumumkan pada Sabtu malam, 26 Juni 2021 setelah angka harian infeksi virus corona di Negeri Gajah Putih mengalami kenaikan sampai di atas 2 ribu kasus dalam beberapa pekan.
Selain larangan makan di dalam restoran, Thailand juga memberlakukan sejumlah larangan lainnya, yakni melakukan perjalanan lintas provinsi, menghentikan proyek pembangunan dan acara kumpul-kumpul tidak diperbolehkan setidaknya sampai 30 hari ke depan.
Larangan ini pukulan telak bagi banyak pemilik restoran, yang beberapa diantaranya baru saja pulih dari larangan sebelumnya.
“Apa yang saya rasakan ketika mendengar larangan terbaru diumumkan? Jengkel,” kata Mika Apichatsakol, yang punya usaha restoran khusus vegan, Bangkok City Diner.
Mika menceritakan restorannya sudah tidak melayani tamu makan ditempat sejak 1 Mei 2021 mengikuti peraturan pemerintah. Semenjak itu pula, Mika hanya bisa melayani pembelian makanan dengan cara delivery order.
“Kami sebenarnya berencana membuka layanan makan di tempat pada 1 Juli mendatang. Kami sudah mengumumkannya seminggu lalu dan sekarang yang terjadi, kami kembali hanya bisa melayani pembelian makanan untuk dikirim ke rumah konsumen (delivery oder),” kata Mika.
Thailand secang bergelut dengan gelombang ketiga pandemi Covid-19 sejak April 2021 lalu atau ketika sebuah kluster penularan Covid-19 di temukan di sejumlah klub malam di Ibu Kota Bangkok.
Di Thailand sudah ada lebih dari 220 ribu kasus positif Covid-19 dan 1.840 kematian akibat Covid-19. Lembaga Pengendalian Penyakit di Thailand menyebut ada lebih dari 100 kluster penyebaran Covid-19 di wilayah Bangkok.
Untuk menekan angka penyebaran virus corona, Pemerintah Thailand memberlakukan aturan ketat untuk mereka yang ingin makan di restoran dan sejumlah bisnis lainnya. Kendati aturan sudah diperketat, situasi masih belum membaik, di mana pada bulan lalu terjadi penyebaran wabah virus corona di kalangan tahanan yang menempati sel-sel dan pusat-pusat penahanan, yang sesak.
Baca juga: Oxford: Penggabungan Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Pfizer Tingkatkan Immune
Sumber: channelnewsasia.com