TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika menepati janjinya soal mendonasikan stok vaksin COVID-19 mereka ke luar negeri. Senin ini, mereka mulai mengirimkan vaksin Pfizer dan Modern ke luar negeri, baik dengan atau tanpa melalui mekanisme COVAX yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dikutip dari CNN, pengiriman pertama akan mengambil tujuan Peru dan Pakistan. Jumlah dan jenis vaksin yang dikirim berbeda. Peru akan mendapatkan 2 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer. Sementara Pakistan, akan menerima 2,5 juta dosis vaksin COVID-19 dari Moderna. Kedua merk kerap disebut sebagai dua vaksin COVID-19 dengan efikasi tertinggi.
"Amerika akan menjadi 'gudang senjata' vaksin dalam perang melawan COVID-19. Ini seperti Amerika menjadi gudang senjata dalam perang untuk demokrasi pada Perang Dunia II dulu," ujar Presiden Amerika Joe Biden ketika pertama kali mengumumkan rencana donasi Amerika, awal Juni 2021.
Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech COVID-19. Badan Obat Norwegia (NMA) mengatakan hasil otopsi terhadap 13 jenazah menunjukkan bahwa efek samping umum vaksin covid-19 REUTERS/Andreas Gebert
Komitmen Amerika, untuk saat ini, adalah mendonasikan 80 juta dosis vaksin COVID-19 dari stok miliknya. Donasi ini dilakukan seiring dengan makin dekatnya kampanye vaksinasi COVID-19 Amerika dengan target mereka. Amerika tidak ingin stok vaksin yang mereka punya mubazir sementara berbagai negara membutuhkannya.
Dari 80 juta dosis tersebut, sebanyak 75 persennya akan disumbangkan melalui COVAX. Dengan begitu, vaksin yang dikirimkan akan tepat sasaran mengingat masih banyak negara yang kekurangan vaksin COVID-19.
Gedung Putih, per berita ini ditulis, belum mengumumkan berapa banyak dosis vaksin COVID-19 yang akan dikirimkan dalam waktu dekat. Salah seorang sumber di pemerintah berkata, "kami di tahap finalisasi regulasi domestik, legal, dan tantangan operasional untuk memastikan pengiriman berjalan lancar".
Vaksin Moderna COVID-19. REUTERS/Dado Ruvic
Perihal pandemi di Amerika, saat ini Negeri Paman Sam itu sedang mengalami peningkatkan kasus infeksi varian Delta. Mengacu pada data CDC 19 Juni lalu, proporsi kasus varian Delta COVID-19 meningkat menjadi 20,6 persen secara nasional dan lebih tinggi di beberapa wilayah.
Sebelumnya, proporsi kasus varian Delta hanya mencapai 2,8 persen dalam kurun waktu dua pekan yang berakhir pada 22 Mei, dan meningkat menjadi 9,5 persen dalam kurun waktu dua pekan yang berakhir pada 5 Juni.
Vaksin COVID-19 yang ada di Amerika sekarang diyakini masih bisa menangkalnya. Per hari ada 740 ribu warga Amerika yang divaksin, turun dari puncaknya, 2,5 juta orang, pada April lalu. Adapun jumlah warga Amerika yang sudah tervaksin penuh adalah 46 persen dari 321 juta dosis vaksin COVID-19 yang sudah disuntikkan.
Baca juga: Kasus Infeksi Varian Delta Meningkat Pesat di Amerika
ISTMAN MP | CNN