TEMPO.CO, Jakarta - Presenter dan jurnalis dari stasiun televisi Zambia KBN TV, Kalimina Kabinda, menjadi sorotan gara-gara curhatannya soal gaji. Di tengah siaran televisi pada 19 Juni kemarin, ia menyampaikan bahwa ia dan kawan-kawannya belum digaji meski hari gajian sudah lama lewat.
Pengakuannya itu makin menarik perhatian beberapa hari kemudian setelah ia mengunggah cuplikan curhatan ke akun Facebooknya. Ia berkata, sudah seharusnya jurnalis berbicara terang-terangan soal apa yang mereka alami.
"Berita selanjutnya bapak ibu, kami juga manusia dan kami belum digaji hingga sekarang oleh KBN. Kami semua belum digaji, termasuk saya. Kami harus digaji," ujar Kabinda pada siaran berita yang ia 'bajak' tersebut, dikutip dari CNN, Jumat, 25 Juni 2021.
Menanggapi aksi Kabinda, CEO KBN Kennedy Mambwe mengkritik karyawannya tersebut. Menurutnya, Kabinda dalam keadaan mabuk ketika menyampaikan curhatannya soal gaji. Adapun Mambwe tidak memberikan klarifikasinya soal isu gaji belum dibayar.
"Mewakili KBN, kami merasa malu dengan perilaku mabuk yang ditunjukkan pada video clip yang beredar dan viral di media sosial. Hal itu dilakukan oleh satu presenter tv paruh waktu kami di tengah buletin malam," ujar Mambwe dalam keterangan persnya.
Mambwa menambahkan, soal keluhan-keluhan karyawan, KBN sudah menyediakan tempat untuk menyalurkan hal itu. Jadi, kata ia, apa yang dilakukan oleh Kabinda tidak mencerminkan etos kerja KBN.
Untuk memastikan kejadian Kabinda tak terulang, Mambwe menyatakan bakal ada investigasi internal. Fokus utama ada pada bagaimana tim yang bertugas malam itu bisa sampai kecolongan. Hasil investigasi akan menentukan hukuman terhadap Kabinda dan siapapun yang ketahuan membantunya.
Kabinda tidak merespon secara gamblang tuduhan Mambwe bahwa dirinya mabuk. Ia malah mengunggah agenda kerjanya di hari kejadian yang mengindikasikan tak adanya waktu untuk minum-minum ataupun berpesta sebelum curhat soal gaji di tengah siaran stasiun berita Zimbia itu.
Baca juga: Presiden Zambia Pertama Meninggal
ISTMAN MP | CNN