TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, meminta maaf telah melanggar protokol kesehatan COVID-19 yang ironisnya ia ikut susun. Hal tersebut menyusul beredarnya foto di mana ia mencium salah satu staff-nya di kantor.
Hancock berkata, dirinya sudah melaporkan hal tersebut kepada PM Inggris Boris Johnson. Johnson, kata ia, menegurnya atas masalah tersebut dan menganggapnya sudah usai.
"Saya sudah mengecewakan warga Inggris dan saya meminta maaf untuk itu. Saya akan tetap fokus untuk membantu negeri ini keluar dari pandemi. Saya juga memohon pengertiannya untuk tidak mengganggu privasi keluarga saya dalam isu pribadi ini," ujar Hancock, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 25 Juni 2021.
Juru bicara Boris Johnson membenarkan bahwa Hancock telah melapor kepada kepala pemerintahan Inggris tersebut. Johnson, kata ia, sudah memberikan maaf dan memastikan kasus itu tidak akan berdampak pada keyakinannya terhadap Hancock.
Oposisi dari Partai Konservatif, Partai Buruh, mengkritik tidak hanya kelalaian Hancock, tetapi sikap Johnson yang tidak memberikan sanksi kepada bawahannya. Menurut mereka, Johnson seharusnya memecat Hancock karena melanggar regulasi COVID-19.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual, setelah memimpin pertemuan COBRA, yang diadakan sebagai tanggapan atas peningkatan pembatasan perjalanan di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di 10 Downing Street, di London, Inggris, 21 Desember 2020. [Tolga Akmen / Pool via REUTERS]
Selain meminta Hancock dipecat, Partai Buruh juga meminta adanya penyelidikan di tingkat kementerian. Kasus Hancock, kata mereka, tidak bisa dianggap usai begitu saja seperti pernyataan Boris Johnson.
"Kasus ini jelas belum usai meski ada upaya pemerintah untuk menutup-nutupinya. Matt Hancock jelas-jelas sudah melanggar aturan yang ia buat sendiri plus memiliki hubungan gelap dengan staff-nya sendiri," ujar pernyataan pers Partai Buruh.
Kasus terbaru ini menambah tekanan kepada Hancock yang tidak populer di kalangan warga Inggris. Walaupun Inggris berhasil memperbaiki respon pandeminya, beberapa menganggap Hancock turut bertanggung jawab atas respon yang lamban tahun lalu. Beberapa di antaranya soal pengadaan APD hingga test COVID-19.
Menurut survei terbaru dari lembaga Savanta ComRes, mayoritas warga Inggris memilih Hancock turun dari jabatannya. "Ini memalukan. Dia selalu melarang kami melakukan ini itu, tetapi ia sendiri melanggarnya," ujar salah satu warga Inggris asal Kent, Charlie Irwin, soal pelanggaran prokes COVID-19 oleh Matt Hancock.
Baca juga: Inggris Akan Izinkan Warganya yang Sudah Divaksinasi Penuh ke Luar Negeri
ISTMAN MP | REUTERS