TEMPO.CO, Jakarta - Penemu software anti-virus McAfee, John McAfee, ditemukan tewas bunuh diri di Barcelona, Spanyol, pada Rabu kemarin. Dikutip dari kantor berita Reuters, pria berkebangsaan Inggris tersebut tewas gantung diri di selnya di mana ia menjalani hukuman pidana karena menghindari kewajiban pajak dan penipuan mata uang kripto.
Di industri teknologi, McAfee dikenal sebagai figur yang kontroversial. Meski kepintarannya tidak dipertanyakan, perilakunya kerap dipermasalahkan. Keputusannya untuk menghindari pajak pun ia klaim berdasarkan ideologi yang ia anut. Berikut beberapa fakta soal jejak John McAfee di industri teknologi.
1. Pernah Bekerja untuk NASA dan Lockheed Martin
John McAfee pernah bekerja untuk sejumlah perusahaan dan lembaga top Amerika. NASA, Xerox, dan Lockheed Martin adalah beberapa di antaranya. Bahkan, ia kerja di NASA pada tahun Neil Armstrong menjejakkan kakinya di bulan, 1968.
McAfee memang dasarnya orang yang bosanan. Ia rutin gonta-ganti pekerjaan, mencari tantangan baru sebagai programmer dan pengembang piranti lunak. Lockheed Martin adalah tempat terakhir ia bekerja sebelum mengembangkan anti virus McAfee. Ide dasar anti virus itu sendiri tercetus ketika ia bekerja di perusahaan militer tersebut pada tahun 1980an.
Anti virus McAfee berawal ketika ia mendapat salinan Brain virus dari salah seorang koleganya. Brain adalah virus pertama yang mampu merusak komputer MS-DOS. McAfee kemudian menghabiskan waktunya mengotak-atik boot-sector Brain, mengenali karakteristiknya, yang kemudian memberinya ide untuk menciptakan program yang bisa mendeteksi karakteristik tersebut dan memburunya.
Baca juga:
John McAfee, salah satu pendiri McAfee Crypto Team dan CEO Luxcore dan pendiri McAfee Antivirus, berbicara di Malta Blockchain Summit di St Julian, Malta, 1 November 2018. [REUTERS/Darrin Zammit Lupi]
2. Membuat Anti Virus Komputer
Tahun 1987, John McAfee memutuskan untuk membangun startup dengan fokus produk anti-virus. Keputusannya melahiran McAfee Associates dengan anti-virus pertamanya ia berikan kepada para pengguna secara gratis. Pendapatannya mayoritas berasal dari biaya lisensi atas anti virusnya.
Awalnya, banyak yang meragukan bisnis model McAfee akan berhasil. Namun, karena ia satu-satunya penyedia software anti virus di pasar (pada saat itu) dan komputer tengah mengalami booming, produknya banyak dicari. Dalam waktu singkat, McAfee kaya raya. Saking kaya rayanya, ia memutuskan mundur dari McAfee Associates usai tujuh tahun memimpin.
Karirnya tak berhenti di situ. Ia kemudian lanjut mengeksplor sektor lain di industri teknologi. Tahun 1994, ia mendirikan Tribal Voice, startup yang fokus ke pengembangan instant messaging program. Tahun 2000an, ia menjadi anggota dewan direksi Zone Labs yang mengembangkan firewall untuk komputer. Pada 2011, ia menjual McAfee ke Intel. Terakhir, 2013, ia membangun MGT Capital Investments untuk mempromosikan mata uang kripto.
John McAfee. guardian.co.uk
3. Guru Mata Uang Kripto dan Mengemplang Pajak
Seperti Elon Musk, John McAfee adalah salah satu masternya mata uang kripto. Meski dirinya tidak sepopuler Musk yang lebih dikenal di kalangan mainstream, insight darinya soal mata uang kripto ikut dipandang. Ia bahkan memasang tarif 105 ribu Dollar untuk setiap insight atau tweet yang ia berikan soal mata uang kripto.
Menurut laporan The Verge, McAfee mendapatkan keuntungan US$23 juta (Rp380 miliar) dari perannya di mata uang kripto. Keuntungan itu sendiri ia dapat dalam wujud Bitcoin dan Ether. Adapun ia aktif di pasar mata uang Kripto sepanjang 2017-2018 sebelum lebih banyak menghabiskan waktu kabur dari kejaran aparat dan otoritas pajak.
John McAfee mengatakan pada 2019 bahwa dia belum membayar pajak penghasilan AS selama delapan tahun karena alasan ideologis. Tahun itu, ia meninggalkan Amerika Serikat untuk menghindari kasus hukum penggelapan pajak. Salah satu tempat pelariannya adalah Kuba di mana ia menawarkan bantuan mengakali embargo Amerika dengan mata uang Kripto.
Baca juga: John McAfee Bunuh Diri di Penjara Spanyol Setelah Putusan Ekstradisi ke Amerika
ISTMAN MP | THE VERGE | REUTERS