TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin AstraZeneca efektif terhadap varian Covid-19 Delta dan Kappa, yang pertama kali diidentifikasi di India, kata perusahaan itu pada Selasa, mengutip penelitian Oxford.
Studi oleh Universitas Oxford menyelidiki kemampuan antibodi monoklonal dalam darah dari orang yang pulih dan dari mereka yang divaksinasi untuk menetralkan varian Delta dan Kappa, kata AstraZeneca, dikutip dari Reuters, 23 Juni 2021.
Pekan lalu, analisis oleh Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat oleh Pfizer Inc dan AstraZeneca menawarkan perlindungan tinggi lebih dari 90% terhadap rawat inap dari varian Covid-19 Delta.
Hasil studi Oxford terbaru dibangun berdasarkan analisis terbaru oleh PHE, kata perusahaan itu.
Varian Covid-19 Delta menjadi versi penyakit virus corona yang dominan secara global, kata kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat.
Varian delta SARS-CoV-2, yang pertama kali diidentifikasi di India, kini menjadi bentuk virus yang dominan di Inggris. Di Amerika Serikat, setidaknya 10% kasus baru dengan varian ini.
Data dari Inggris menunjukkan bahwa infeksi baru SARS-CoV-2 telah meningkat sebesar 31% dalam 7 hari terakhir, Medical News Today melaporkan. Selain itu, analisis dari Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa varian Covid-19 Delta lebih menular daripada yang sebelumnya dan lebih cenderung mengarah pada perawatan di rumah sakit.
Studi Imperial College London yang dilaporkan pada 16 Juni, menemukan penyebaran varian Covid-19 Delta telah menyebabkan peningkatan infeksi 50% persen di Inggris sejak Mei.
Baca juga: Pemerintah India Minta Negara Bagian Hati-hati Longgarkan Lockdown COVID-19
REUTERS | MEDICAL NEWS TODAY