TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Sultan bin Salman, putra raja Raja Salman bin Abdulaziz as-Saud tercatat dalam sejarah sebagai muslim pertama ke luar angkasa dan membaca ayat-ayat Alquran saat berada di luar angkasa.
Sejarah tersebut terjadi sekitar 35 tahun lalu pada salah satu misi peluncuran pesawat ulang alik ke luar angkasa yang sukses dari 17 misi dan empat tahun sejak diluncurkan pada April 1981 di Columbia.
Lebih tepatnya pada 17 Juni 1985, saat pesawat ulang-alik Discovery milik NASA diluncurkan dari landasan peluncuran 39A di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat (AS).
Bicara soal Misi NASA STS 51-G tersebut, saat memulai misi orbit selama tujuh hari untuk sistem pertahanan rudal US Star Wars dan serangkaian eksperimen astronomi maupun biomedis, di atas pesawat Discovery terdapat tiga satelit komunikasi komersial sistem pelacakan percobaan.
Dijelaskan jika dari satelit tersebut terdapat salinan Alquran milik putra dari raja Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz as-Saud.
Saat Pangeran Sultan mencetak sejarah sebagai Muslim pertama, orang Arab pertama, dan astron0t pertama yang berasal anggota keluarga kerajaan, sat itu dirinya berusia 28 tahun.
Ia bercerita, walaupun dirinya sudah belajar menerbangkan pesawat terbang dan mendapatkan lisensi pilot pribadinya pada 1977 ketika belajar di AS, dirinya tidak berpikir dirinya akan meraih bintang.
Juga walaupun dahulu ia pernah menolak gagasan bahwa seseorang dari dunia Arab akan menjelajah ke luar angkasa, kini Pangeran Sultan memuji prestasinya itu di hatinya karena mengetahui bahwa Raja Salman juga bangga padanya karena menjadi satu-satunya orang yang membaca Alquran di luar angkasa.
Perjalanan prestasi dari Pangeran Sultan tidak terhenti sampai di situ saja. Sebab setelah rekor tersebut, Pangeran Sultan disambut sebagai pahlawan di kampung halamannya.
Dirinya diangkat sebagai kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, sebagai duta besar tak resmi, dirinya telah bertemu banyak pemimpin dunia dan awak dari Apollo 11 yang merupakan pahlawan masa kecilnya.
Perjalanan berlanjut ketika dirinya telah menuntaskan misi STS 51-G, pada tahun 2000 ia diangkat sebagai sekretaris jenderal pada Komisi untuk Pariwisata dan Warisan Sejarah Nasional Arab Saudi (SCTH).
Tujuan Pangeran Sultan menjadi sekretaris jenderal yaitu untuk melestarikan kekayaan sejarah dari Kerajaan Saudi dan mengawasi rencana utama bahwa pada 2008 kota pahatan batu kuno di Hegra ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Walaupun sudah melangkah begitu jauh, Sultan bin Salman tak pernah bisa lepas dari dunia luar angkasa. Terbukti pada 2018 lal, dirinya diangkat menjadi ketua Komisi Antariksa Saudi (SSC) dengan misi memberdayakan generasi masa depan untuk memimpin dalam bidang ilmu antariksa dan penerapannya.
TEGUH ARIF ROMADHON