TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beberapa pekan dibahas, akhirnya negara-negara Barat secara formal memberikan sanksi kepada Belarus atas insiden pembajakan Ryanair, Mei lalu. Dikutip dari kantor berita Reuters, negara atau pihak yang memberikan sanksi adalah Uni Eropa, Amerika, Inggris, dan Kanada.
Keempat negara/ pihak terkait tidak memberikan keterangan secara spesifik soal siapa saja yang mereka beri sanksi. Mereka hanya menyebutkan bahwa target terdiri atas pejabat negara serta anggota parlemen dari partai Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
"Kami berempat bersatu oleh rasa khawatir terhadap rezim (Presiden) Alexander Lukashenko yang menyerang hak asasi manusia, kebebasan individu, serta hukum internasional," ujar Uni Eropa, Amerika, Inggris, Kanada dalam pernyataan bersamanya, Selasa, 22 Juni 2021.
Keempatnya melanjutkan bahwa sanksi yang diberikan meliputi beberapa hal mulai dari larangan berkunjung, pembekuan aset, serta larangan berbisnis. Karena salah satu pemberi hukuman adalah Uni Eropa, maka pejabat Belarus yang dikenai sanksi tak bisa lagi ke Eropa ataupun mengecek asetnya di sana.
Dari mereka berempat, Uni Eropa adalah pemberi sanksi paling banyak. Total, sudah ada 166 orang yang mereka kenai sanksi. Adapun Uni Eropa mensinyalkan sanksi-sanksi tambahan dalam waktu dekat yang menyasar bisnis migas, tembakau, dan kalium karbonat Belarus.
Pesawat Ryanair. REUTERS/Phil Noble
Administrasi Presiden Alexander Lukashenko belum berkomentar apapun soal sanksi baru ini. Namun, ia sempat mengatakan bahwa akan ada reaksi keras dari negaranya jika sampai Belarus menjadi sasaran sanksi negara tetangga.
"Sesuai prediksi kami, banyak pihak di luar dan di dalam Belarus mengubah caranya untuk menyerang kami. Mereka telah melanggar batas, mengesampingkan logika dan moral," ujarr Lukashenko pada Mei lalu.
Diberitakan sebelumnya, insiden Pembajakan Ryanair terjadi pada 27 Mei lalu. Saat itu, Belarus tengah memburu aktivis oposisi pemerintah, Roman Protasevich, yang disebut sebagai organiser utama kegiatan unjuk rasa di Belarus. Hasil penelusuran mereka mengantarkan pada temuan Protasevich akan pergi ke Lithuania dengan Ryanair.
Mengetahui Protasevich akan pergi ke Lithuania, di mana oposisi-oposisi Belarus berkumpul, administrasi Lukashenko langsung memerintahkan pengiriman jet tempur untuk mencegat pesawat yang ditumpangi aktivis itu. Dengan begitu, penerbangan Ryanair bisa dibelokkan ke Belarus, bukan ke Lithuania.
Strategi Belarus berhasil. Pilot Ryanair menurut untuk mendarat di Minsk, Belarus, setelah "diancam" dengan kehadiran jet MIG-29 dan informasi ada bom di dalam pesawat. Setibanya pesawat mendarat di Minsk, Protasevich dan kekasihnya langsung ditangkap atas tuduhan melawan pemerintahan. Rangkaian peristiwa itulah yang disebut berbagai pihak sebagai pembajakan pesawat.
Baca juga: Uni Eropa Incar Maskapai Penerbangan Belarus Perihal Pembajakan Ryanair
ISTMAN MP | REUTERS