TEMPO.CO, - Pemerintah Cina menghancurkan sebuah masjid di kota Hotan, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR). Di lokasi itu rencananya akan dibangun pusat perbelanjaan besar, termasuk Hampton, sebuah merek hotel yang dimiliki oleh Hilton Worldwide Holdings Inc.
Huan Peng Hotel Management Company, Ltd. mengatakan kepada surat kabar Inggris The Daily Telegraph jika lahan masjid itu sudah dibeli melalui lelang publik pada 2019. Perusahaan Cina ini menandatangani kontrak dengannya pada Agustus 2020 untuk mengembangkan hotel Hampton, seperti dikutip dari Radio Free Asia, Selasa, 22 Juni 2021.
Layanan Uighur RFA mengkonfirmasi bahwa masjid yang hancur adalah masjid Duling di pusat Hotan, sebuah kota berpenduduk 409 ribu orang di barat daya Xinjiang.
Pada 15 Juni kemarin, Edward Ahmed Mitchell, wakil direktur nasional Council on American-Islamic Relations (CAIR), menulis surat kepada Christopher Nassetta, chief executive officer Hilton Worldwide yang berbasis di Virginia, meminta perusahaan membatalkan proyek ini. CAIR meminta Hilton menghentikan semua operasi di wilayah Uighur Cina sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah.
Dalam wawancara telepon dengan RFA, Mitchell mengatakan bahwa membuka hotel di tempat terjadinya genosida adalah tidak bermoral dan ilegal. Seperti diketahui, pemerintah Amerika Serikat menyatakan Cina melakukan genosida terhadap etnis muslim Uighur di Xinjiang.
Dihubungi oleh Layanan Uighur RFA, juru bicara jaringan hotel Hilton, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan pihaknya mengetahui kontroversi tersebut. "Tetapi saya tidak dapat memberikan pernyataan kepada anda saat ini," ucap dia.
“Hilton harus melakukan hal yang benar, mereka harus membatalkan proyek ini. Jika mereka melanjutkan proyek, mereka terlibat dalam genosida. Sederhana seperti itu," ucap Mitchell.
Pihak berwenang di Xinjiang diyakini telah menahan hingga 1,8 juta warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di kamp konsentrasi sejak awal 2017. Cina membantah tuduhan genosida dan mengatakan tempat itu merupakan pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi radikalisme dan mempersiapkan kaum muda Uighur agar siap bekerja.
Baca juga: Penelitian Ungkap Cina Mau Turunkan Populasi Uighur di Xinjiang
Sumber: RADIO FREE ASIA