TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran terbaru, Ebrahim Raisi, secara tegas menolak bertemu dengan Presiden Amerika Joe Biden. Hal itu ia tegaskan dalam konferensi pers pertamanya sebagai Presiden Iran.
Raisi tidak menjelaskan secara detil kenapa dirinya menolak bertemu Joe Biden, Walau begitu, ia mengklarifikasi bahwa hal tersebut bukan berarti dirinya tidak akan mendukung negosiasi perjanjian nuklir Iran. Hal itu adalah salah satu fokus utamanya.
"Kami mendukung negosiasi yang berkaitan dengan kepentingan nasional kami. Amerika perlu segera kembali ke Perjanjian Nuklir 2015 dan memenuhi kewajibannya di situ," ujar Ebrahim Raisi, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 22 Juni 2021. ]
Per berita ini ditulis, negosiasi antara Iran dan Amerika soal perjanjian nuklir sudah mencapai ronde keenam. Namun, negosiasi yang berlangsung di Wina, Austria sejak April itu masih berjalan alot dengan kedua pihak belum puas dengan klausul-klausul yang ada.
Perjanjian nuklir Iran itu sendiri diteken pada tahun 2015. Tujuan utamanya, untuk menekan program pengayaan nuklir Iran dan memastikan mereka tidak membuat senjata pemusnah massal.
Di masa pemerintahan Donald Trump, Amerika mundur dari perjanjian tersebut. Sebagai gantinya, mereka memperkuat sanksi ke Iran yang dianggap Trump sebagai ancaman. Sebagai respon, Iran menggenjot program pengayaan nuklirnya lagi hingga melebihi batas. Pada April lalu, mantan Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan pengayaan nuklir di salah satu situs utama, Natanz, dinaikkan ke 60 persen.
Situasi baru berubah ketika Joe Biden terpilih sebagai Presiden Amerika. Ia ingin kembali ke Perjanjian Nuklir Iran. Jika Iran kooperatif, Joe Biden janji akan membebaskan negara pimpinan Ayatollah Ali Khamenei itu dari sanksi ekonomi. Iran mau kooperatif, namun meminta Amerika lebih dulu membebaskan sanksi.
"Segala sanksi Amerika harus dibatalkan dulu dan kami verifikasi," ujar Ebrahim Raisi. Sejumlah pakar mengatakan kecil kemungkinan Raisi akan mengubah sikap Iran di tengah negosiasi mengingat segala keputusan harus sepertujuan Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei.
Baca juga: Ebrahim Raisi Mau Perbaiki Hubungan Iran dengan Negara Tetangga Teluk Arab
ISTMAN MP | REUTERS