TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggara Olimpiade pada Senin membatasi jumlah penonton hanya 10.000 orang untuk setiap tempat Olimpiade Tokyo, beberapa hari setelah para ahli memperingatkan bahwa mengadakan acara tanpa penggemar adalah pilihan yang paling tidak berisiko selama pandemi Covid-19.
Keputusan itu menyoroti ambisi Jepang untuk mengadakan perhelatan olahraga akbar bernilai miliaran dolar, meskipun ada tentangan publik dan kekhawatiran mendalam lonjakan infeksi.
Jepang sebagian besar telah menghindari jenis wabah virus corona eksplosif yang telah menghancurkan negara-negara lain, tetapi peluncuran vaksinnya lambat dan sistem kesehatan negara barada pada tekanan.
Batas hadirin untuk Olimpiade, yang dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli, akan ditetapkan pada 50% dari kapasitas venue, hingga maksimum 10.000 orang, kata penyelenggara, dilaporkan Reuters, 21 Juni 2021.
Batas itu dapat dikurangi lebih lanjut setelah 12 Juli, berdasarkan ketentuan keadaan darurat atau tindakan anti-infeksi lainnya, tambah penyelenggara.
Presiden Tokyo 2020 Seiko Hashimoto sebelumnya mengatakan dia mengincar batas 10.000 orang per tempat. Penonton dari luar negeri juga sudah dilarang.
Batasan penonton mengikuti pembicaraan lima arah antara penyelenggara Tokyo 2020, pemerintah Jepang dan ibu kota, Tokyo, dan panel Olimpiade serta Paralimpiade internasional.
Sebelum pertemuan, Presiden IOC Thomas Bach mengatakan tingkat vaksinasi untuk atlet dan ofisial yang tinggal di kampung atlet Olimpiade sekarang jauh di atas 80%, melebihi harapan awal IOC.
Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa mendesak IOC untuk tetap mengungkapkan tingkat vaksinasi semua pengunjung Olimpiade dari luar negeri, termasuk mereka yang tinggal di luar kampung atlet Olimpiade.
"Demi menenangkan pikiran publik, kami ingin terus meminta IOC untuk proaktif mengumumkan tingkat vaksinasi ofisial Olimpiade yang akan datang dari luar negeri," kata Marukawa.
Sebelumnya pada hari Senin, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan dia tidak akan mengesampingkan mengadakan Olimpiade Musim Panas tanpa penonton jika ibu kota berada dalam keadaan darurat untuk Covid-19.
"Jika keadaan darurat diumumkan maka kami tidak dapat mengesampingkan tidak adanya penonton," kata Suga kepada wartawan selama tur ke lokasi vaksinasi di Tokyo.
Beberapa pakar kesehatan terkemuka Jepang pada hari Jumat mengatakan melarang penonton adalah pilihan yang paling tidak berisiko untuk mengadakan Olimpiade.
Publik Jepang tetap menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini, menurut jajak pendapat dari 19-20 Juni oleh Asahi News Network (ANN), dengan 65% responden mengatakan mereka ingin acara itu ditunda lagi atau dibatalkan.
Hampir 70% responden mengatakan mereka pikir Olimpiade tidak akan diadakan dengan aman, seperti yang dianjurkan oleh pemerintah dan penyelenggara Olimpiade, jajak pendapat menunjukkan.
Pekan lalu, Suga memutuskan untuk mencabut keadaan darurat virus corona untuk Tokyo dan delapan prefektur lainnya yang mengalami lonjakan infeksi.
Pemerintah Jepang mempertahankan pembatasan yang tidak terlalu ketat untuk tujuh dari sembilan prefektur, termasuk Tokyo, hingga 11 Juli, kurang dari dua minggu sebelum Olimpiade Tokyo dibuka.
Baca juga: Cegah Covid-19, Panitia Olimpiade Minta Atlet tidak Melakukan Seks
REUTERS