TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar pro-demokrasi Hong Kong, Apple Daily, akan tutup dalam beberapa hari setelah pihak berwenang membekukan aset perusahaan di bawah UU Keamanan Nasional Hong Kong, menurut penasihat pemilik Apple Daily Jimmy Lai pada Senin.
Penutupan Apple Daily akan merusak reputasi Hong ong sebagai masyarakat bebas dan akan membuat perusahaan lain berisiko terancam dengan Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong.
Next Digital, penerbit surat kabar terlaris berusia 26 tahun itu, akan mengadakan rapat dewan pada hari Senin untuk membahas bagaimana bergerak maju setelah jalur kreditnya dibekukan, kata penasihatnya, Mark Simon.
"Vendor mencoba memasukkan uang ke rekening kami dan ditolak," katanya melalui telepon dari Amerika Serikat, dikutip dari Reuters, 21 Mei 2021.
"Kami pikir kami akan bisa sampai akhir bulan. Ini semakin sulit. Ini pada dasarnya hanya dalam hitungan hari," katanya.
Apple Daily mengatakan pada hari Minggu pembekuan asetnya telah meninggalkan surat kabar liberal dengan hanya uang tunai selama "beberapa minggu" untuk operasi normal.
Pengusaha media Jimmy Lai Chee-ying, pendiri Apple Daily (tengah) ditahan oleh unit keamanan nasional di Hong Kong, Cina 10 Agustus 2020. Taipan media Hong Kong Jimmy Lai menjadi orang yang paling terkenal ditangkap di bawah undang-undang keamanan nasional yang baru pada hari Senin, ditahan atas dugaan kolusi dengan pihak asing ketika sejumlah polisi menggeledah kantor surat kabar Apple Daily miliknya. [REUTERS/Tyrone Siu]
Pemimpin Redaksi Ryan Law, 47 tahun, dan Chief Executive Cheung Kim-hung, 59 tahun, ditolak jaminannya pada Sabtu setelah didakwa berkolusi dengan pihak asing.
Tiga eksekutif lainnya juga ditangkap pada hari Kamis ketika 500 petugas polisi menggerebek kantor surat kabar itu, menuai kecaman dari negara-negara Barat, kelompok hak asasi global dan juru bicara hak asasi manusia PBB.
Ketiganya masih dalam penyelidikan namun sudah dibebaskan dari tahanan polisi.
Pejabat Hong Kong dan Cina mengatakan kebebasan pers tidak dapat digunakan sebagai tameng bagi mereka yang melakukan kejahatan, dan mengecam kritik itu sebagai "campur tangan asing".
Pada Mei, Reuters melaporkan kepala keamanan Hong Kong telah mengirim surat kepada taipan Jimmy Lai dan cabang-cabang HSBC dan Citibank mengancam hingga tujuh tahun penjara untuk setiap transaksi dengan rekening Jimmy Lai di Hong Kong.
Seorang juru bicara Citibank yang berbasis di Hong Kong mengatakan pada saat itu bank tidak mengomentari akun klien individu. HSBC menolak berkomentar.
Pihak berwenang juga menuntut tiga perusahaan yang terkait dengan Apple Daily atas dugaan kolusi dengan negara asing dan telah membekukan aset mereka sebesar HK$18 juta (Rp33,4 miliar).
Simon mengatakan bahwa sekarang menjadi tidak mungkin untuk melakukan operasi perbankan di pusat keuangan global.
"Kami tidak bisa bank. Beberapa vendor mencoba melakukan itu sebagai bantuan ... dan ditolak."
Surat kabar itu mendapat tekanan yang meningkat sejak pemilik dan kritikus Beijing, Jimmy Lai, yang sekarang dipenjara, ditangkap di bawah Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong Agustus lalu dan sejak itu beberapa asetnya dibekukan.
Apple Daily berencana untuk meminta Biro Keamanan pemerintah untuk mencairkan aset pada hari Senin dan gagal dalam upaya itu. Apple Daily kemungkinan akan menggugat keputusan itu ke pengadilan.
Simon mengatakan beberapa wartawan telah menerima panggilan telepon yang mengancam dari sumber yang tidak dikenal.
"Staf kami sekarang hanya khawatir tentang keselamatan pribadi," katanya.
Polisi mengatakan puluhan artikel Apple Daily diduga melanggar UU Keamanan Nasional Hong Kong, kasus pertama di mana pihak berwenang mengutip artikel media yang berpotensi melanggar undang-undang kontroversial tersebut.
Baca juga: Asetnya Dibekukan, Media Pro-Demokrasi Hong Kong Apple Daily Kehabisan Uang
REUTERS