TEMPO.CO, - Panitia penyelenggara olimpiade Tokyo mengetatkan sejumlah aturan di dalam kompleks wisma atlet untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Panitia meminta para atlet untuk tidak berhubungan seks selama perhelatan berlangsung. Panitia memang memberikan kondom tapi atlet diharapkan menggunakannya ketika kembali ke negara asal.
Manajer umum wisma atlet mengatakan negaranya akan membagikan 150 ribu kondom untuk sekitar 11 ribu olahragawan yang berlaga. Namun kondom tersebut dianggap sebagai hadiah perpisahan.
"Distribusi kondom tidak untuk digunakan di desa," kata Takashi Kitajima dikutip dari USA Today, Senin, 21 Juni 2021.
Para atlet diminta untuk membawa kondom kembali ke negara asal mereka demi meningkatkan kesadaran tentang HIV dan AIDS.
Distribusi kondom di Olimpiade dimulai pada 1988 untuk meningkatkan kesadaran akan HIV dan AIDS. Selama mengikuti olimpiade, sejumlah atlet, diketahui kerap melakukan hubungan seks di penginapan.
"Ada banyak seks yang terjadi," kata Hope Solo, pemain sepak bola peraih medali emas dua kali, mengatakan kepada ESPN untuk sebuah cerita yang diterbitkan pada 2012.
Jumlah kondom yang diberikan pada Olimpiade berikutnya meroket. Dari 8.500 di Olimpiade Seoul pada 1988 menjadi 450 ribu di Olimpiade Rio 2016 di Brasil. Pejabat Brasil saat itu berusaha untuk mengekang penyebaran virus Zika .
Selain itu, penyelenggara olimpiade Tokyo mengetatkan aturan soal minum alkohol. Mereka mengizinkan atlet membawa alkohol ke penginapannya namun hanya boleh dikonsumsi jika sendirian.
Baca juga: Olimpiade Tokyo Bagikan 150.000 Kondom, Tidak Boleh Dipakai di Kampung Atlet
Sumber: USA TODAY