TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memutuskan untuk mengganti sejumlah menteri dan pejabat militernya terkait pertempuran dengan Taliban yang tak kunjung usai. Dikutip dari kantor berita Reuters, ia mengganti Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, dan Panglima Militer.
Keputusan diambil Ashraf Ghani pada hari Sabtu kemarin di Istana Kepresidenan Afghanistan. Ketika keputusan itu diambil, militer tengah bertempur dengan kelompok Taliban di 28 provinsi Afghanistan. Dalam pertempuran tersebut, Taliban berhasil mengambil alih sejumlah wilayah Afghanistan.
"Bismillah Khan Mohammadi ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, menggantikan Asadullah Khalid yang menderita sakit parah. Sementara itu, Abdul Sattar Mirzakwal menjadi Menteri Dalam Negeri, menggantikan Hayatullah Hayat," ujar keterangan pers Pemerintah Afghanistan, Ahad, 20 Juni 2021.
Untuk posisi Panglima Militer, hal itu jatuh kepada Jenderal Wali Mohammad Ahmadzai. Ia menggantikan Jenderal Yasin Zia.
Delegasi Taliban menghadiri pertemuan dengan delegasi pemerintahan Afganistan di Doha, Qatar, 12 September 2020. REUTERS/Ibraheem al Omari
Dari ketiga nama yang disebutkan, Mohammadi menjadi figur paling berpengalaman. Ketika masih berdinas di militer, ia pernah menjadi komandan senior untuk kelompok pemberontakan anti-Soviet. Selain itu, ia juga pernah menjadi Menteri Dalam Negeri dan Panglima Militer di masa kepemimpinan Presiden Hamid Karzai.
Sebagai catatan, jumlah korban akibat pertempuran Afghanistan dan Taliban terus bertambah dari waktu ke waktu. Perkembangan terakhir, sebanyak 24 tentara Afghanistan tewas dalam pertempuran pada Jumat lalu. Pada pertempuran itu, Militer Afghanistan mencoba mengambil kembali distrik di provinsi Faryab yang dikuasai oleh Taliban.
Sejak Pemerintah Amerika memutuskan untuk menarik mundur pasukannya dari Afghanistan, Taliban semakin agresif memperluas wilayah kekuasaannya. Di saat bersamaan, Afghanistan mendapat hibah pangkalan-pangkalan militer yang selama ini dipakai oleh Militer Amerika.
Total, sudah ada 30 distrik yang berhasil diambil alih oleh Taliban dari Afghanistan. Hal ini yang dikhawatirkan oleh sejumlah pihak bahwa penarikan pasukan dari Amerika malah akan membuat Afghanistan semakin kuat, terlepas perjanjian damai sudah diteken. Adapun Amerika tetap berkomitmen menyelesaikan penarikan pasukannya pada 11 September.
Baca juga: NATO Minta Qatar untuk Latih Pasukan Afganistan Setelah Penarikan Pasukan Asing
ISTMAN MP | REUTERS