Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Taliban Mau Terapkan Syariat Islam di Afganistan Setelah Pasukan Asing Keluar

image-gnews
Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin delegasi Taliban, berbicara selama pembicaraan antara pemerintah Afganistan dan gerilyawan Taliban di Doha, Qatar, 12 September 2020. [REUTERS/Ibraheem al Omari]
Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin delegasi Taliban, berbicara selama pembicaraan antara pemerintah Afganistan dan gerilyawan Taliban di Doha, Qatar, 12 September 2020. [REUTERS/Ibraheem al Omari]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTaliban pada Ahad mengatakan mereka berkomitmen untuk pembicaraan damai dan menginginkan sistem syariat Islam yang murni di Afganistan, yang akan membuat ketentuan untuk hak-hak perempuan sejalan dengan tradisi budaya dan aturan agama.

Pernyataan itu muncul di tengah pembicaraan damai yang berjalan lambat antara kelompok Islam garis keras dan perwakilan pemerintah Afganistan di Qatar. Kekerasan juga meningkat secara dramatis di seluruh negeri menjelang penarikan pasukan asing pada 11 September.

Para pejabat telah menyuarakan keprihatinan atas negosiasi yang macet dan mengatakan Taliban belum mengajukan proposal perdamaian tertulis yang dapat digunakan sebagai titik awal untuk pembicaraan substantif.

"Kami memahami bahwa dunia dan warga Afganistan memiliki kekhawatiran dan pertanyaan tentang bentuk sistem yang akan dibentuk setelah penarikan pasukan asing," kata Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik Taliban, dikutip dari Reuters, 20 Juni 2021.

Ia mengatakan masalah tersebut adalah paling baik dibahas selama negosiasi di Doha.

"Sebuah sistem Islam yang asli adalah cara terbaik untuk solusi dari semua masalah Afganistan," katanya. "Partisipasi kami dalam negosiasi dan dukungannya di pihak kami menunjukkan secara terbuka bahwa kami percaya dalam menyelesaikan masalah melalui saling memahami satu sama lain."

Mullah Abdul Ghani Baradar menambahkan bahwa perempuan dan minoritas akan dilindungi dan diplomat serta pekerja LSM akan dapat bekerja dengan aman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami menganggapnya sebagai komitmen untuk mengakomodasi semua hak warga negara kami, apakah mereka laki-laki atau perempuan, berdasarkan aturan agama Islam yang mulia dan tradisi mulia masyarakat Afganistan," katanya, menambahkan bahwa fasilitas akan disediakan bagi perempuan untuk bekerja dan dididik.

Tidak jelas apakah Taliban akan mengizinkan perempuan untuk menjalankan peran publik dan apakah tempat kerja dan sekolah akan dipisahkan berdasarkan gender. Juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Pada bulan Mei, analis intelijen AS merilis sebuah penilaian bahwa Taliban memundurkan kemajuan yang dibuat dalam hak-hak perempuan Afganistan jika ekstremis Islam mendapatkan kembali kekuatan nasional.

Sebelum digulingkan oleh invasi pimpinan AS tahun 2001, Taliban memberlakukan syariat Islam keras di Afganistan, termasuk melarang anak perempuan bersekolah dan melarang perempuan bekerja di luar rumah mereka atau berada di depan umum tanpa kerabat laki-laki.

Baca juga: NATO Minta Qatar untuk Latih Pasukan Afganistan Setelah Penarikan Pasukan Asing

REUTERS

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menlu Retno Marsudi Sebut Politik Jangan Halangi Solidaritas untuk Afghanistan

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pidato pada pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras
Menlu Retno Marsudi Sebut Politik Jangan Halangi Solidaritas untuk Afghanistan

Menlu Retno Marsudi menyebut Indonesia akan berkontribusi dalam tiga hal: bantuan kemanusiaan, berbagi praktik baik, dan bantuan pendidikan.


Pakistan: Pasukan Taliban Bangun Struktur Ilegal di Perbatasan

11 hari lalu

Truk berisi perbekalan untuk berangkat ke Afghanistan terlihat terdampar di pos pemeriksaan Michni, setelah penyeberangan utama perbatasan Pakistan-Afghanistan ditutup setelah bentrokan, di Torkham, Pakistan, 7 September 2023. REUTERS/Fayaz Aziz/File Foto
Pakistan: Pasukan Taliban Bangun Struktur Ilegal di Perbatasan

Pakistan menuduh pemerintahan Taliban telah mencoba merambah wilayahnya dengan pembangunan 'struktur ilegal' di perbatasan.


Pasukan Keamanan Bentrok, Perlintasan Utama Pakistan-Afghanistan Ditutup

16 hari lalu

Pemandangan umum pos perbatasan di Torkham, Pakistan, 3 Desember 2019. REUTERS/Alasdair Pal
Pasukan Keamanan Bentrok, Perlintasan Utama Pakistan-Afghanistan Ditutup

Perlintasan perbatasan utama Pakistan dengan Afghanistan ditutup untuk hari kedua hingga mengganggu jalur transportasi barang antarkedua negara.


Mengenal Qanun, Hukum Syariat Islam Di Aceh

16 hari lalu

Terpidana pelanggar hukum syariat Islam menjalani hukuman cambuk di halaman Masjid Desa Beurawe, Banda Aceh, Aceh, Senin (1/8). Pengadilan Mahkamah Syariah Banda Aceh menvonis hukuman enam hingga 21 kali cambuk di muka umum kepada 11 warga yang melanggar Qanun (peraturan daerah) tentang maisir (judi) dan Khalwat (zina). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Mengenal Qanun, Hukum Syariat Islam Di Aceh

Terpidana pelanggar peraturan daerah (qanun) hukum syariat islam menjalani hukuman cambuk di Banda Aceh, Pada Senin, 4 September 2023. Apa itu qanun?


Taliban Minta Masyarakat Internasional Bersabar soal Pendidikan Perempuan di Afghanistan

18 hari lalu

Suasana ruang kelas di Universitas Avicenna setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban di Kabul, Afghanistan, 6 September 2021. Terjadi perbedaan kondisi kelas universitas di bawah pemerintahan Taliban, yaitu dengan memberikan tirai sebagai sekat untuk memisahkan tempat duduk mahasiswa laki-laki dan perempuan. Social media handout/via REUTERS.
Taliban Minta Masyarakat Internasional Bersabar soal Pendidikan Perempuan di Afghanistan

Taliban mendesak agar masyarakat internasional bersabar terkait pendidikan untuk anak perempuan di Afghanistan


Nasib Pengungsi Afghanistan di AS, Terombang-ambing Keputusan Politik DPR

20 hari lalu

Seorang bayi diserahkan kepada pasukan Amerika di atas tembok pembatas bandara untuk dievakuasi, di Kabul, Afghanistan, pada 19 Agustus [File: Omar Haidari/via Reuters]
Nasib Pengungsi Afghanistan di AS, Terombang-ambing Keputusan Politik DPR

Pengungsi asal Afghanistan di Amerika Serikat berharap Kongres akan memberikan jalan yang lebih langsung menuju status permanen bagi mereka.


Taliban Larang Perempuan ke Taman Nasional: Jalan-jalan Tak Wajib

25 hari lalu

Suasana sebuah taman hiburan di Kabul, Afghanistan, 9 November 2022. Kementerian Moralitas Taliban mengatakan akan ada pembatasan bagi perempuan untuk mengakses taman umum. REUTERS/Ali Khara
Taliban Larang Perempuan ke Taman Nasional: Jalan-jalan Tak Wajib

Taliban melarang perempuan mengunjungi taman nasional dengan alasan penggunaan jilbab yang tidak benar.


Indra Bekti dan Aldila Jelita Rujuk, Berikut Aturan Rujuk dalam Islam

27 hari lalu

Indra Bekti dan Aldila Jelita, istrinya. Foto: Instagram Aldila Jelita.
Indra Bekti dan Aldila Jelita Rujuk, Berikut Aturan Rujuk dalam Islam

Selebritas Indra Bekti dikabarkan rujuk dengan mantan istrinya, Aldila Jelita. Lalu, bagaimana tata cara rujuk lalu menikah lagi dalam Islam?


Taliban Buat 100 Perempuan Afghanistan Gagal Kuliah di UEA, Gender Apartheid?

28 hari lalu

Mahasiswi Afghanistan berjalan di dekat Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Taliban dikenal memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas dua, dan hampir tidak memiliki representasi di negara tersebut. REUTERS/Ali Khara
Taliban Buat 100 Perempuan Afghanistan Gagal Kuliah di UEA, Gender Apartheid?

Taliban kembali batasi hak perempuan Afghanistan. PBB sebelumnya sebut Taliban lakukan gender apartheid.


100 Wanita Afghanistan Gagal Kuliah di UEA, Dilarang Taliban Naik ke Pesawat

30 hari lalu

Mahasiswi Afghanistan berjalan di dekat Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Taliban dikenal memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas dua, dan hampir tidak memiliki representasi di negara tersebut. REUTERS/Ali Khara
100 Wanita Afghanistan Gagal Kuliah di UEA, Dilarang Taliban Naik ke Pesawat

Taliban melarang berangkat 100 wanita Afghanistan yang akan mendapat beasiswa di UEA. Pesawat mereka tak jadi terbang.