Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PM Baru Israel: Hindari Negosiasi Perjanjian Nuklir Dengan Ebrahim Raisi

image-gnews
Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett berbicara dalam resepsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Ortodoks di Yerusalem menjelang pembukaan kedutaan AS yang baru di Yerusalem, 14 Mei 2018. [REUTERS / Ammar Awad]
Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett berbicara dalam resepsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Ortodoks di Yerusalem menjelang pembukaan kedutaan AS yang baru di Yerusalem, 14 Mei 2018. [REUTERS / Ammar Awad]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PM baru Israel, Naftali Bennett, was-was dengan terpilihnya hakim garis keras Ebrahim Raisi sebagai Presiden baru Iran. Menurutnya, latar belakang Raisi serta kedekatannya dengan rezim garis keras Iran bisa berdampak buruk terhadap kelanjutan negosiasi perjanjian nuklir ke depannya.

"Kepemimpinan Raisi akan menjadi rezim eksekutor yang brutal. Saya menganjurkan negara-negara untuk tidak melakukan negosiasi nuklir dengannya," ujar Naftali Bennett, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 20 Juni 2021.

Diberitakan sebelumnya, Ebrahim Raisi menjadi Presiden Iran setelah menang telak dari dua pesaingnya, Mohssen Rezaei dan Abdolnaser Hemmati. Dari 28,6 juta suara yang masuk, dari pemilu yang hanya diikuti 48 persen pemilih, Raisi berhasil mengumpulkan 17,8 juta suara.

Di Iran, Raisi dikenal untuk banyak hal. Selain sebagai salah satu penentang pengaruh Barat dan loyalis Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei, dia juga dikenal sebagai hakim yang gemar memberikan eksekusi mati.

Selama menjadi hakim, ia dilaporkan Amnesty International sudah mengetok palu eksekusi mati untuk kurang lebih 5000 orang. Mayoritas di antaranya adalah tahanan politik yang dieksekusi di tahun 1988. Menurut kabar yang beredar, mereka yang mati karena vonis dari Raisi dimakaman di kuburan massal tersembunyi dan tanpa tanda.

Tahun 2019, tak lama setelah Raisi diangkat oleh Khamenei menjadi Hakim Agung, Amerika menjatuhkan sanksi kepadanya. Ia dianggap sudah melanggar hak asasi manusia ketika mengeksekusi mati ribuan tahanan politik serta menggunakan pengadilan untuk menekan pelaku unjuk rasa.

Catatan-catatan tersebut yang membuat Naftali Bennett was-was dengan Ebrahim Raisi. Ia takut Raisi akan menggunakan kekuasaan barunya untuk menggenjot lagi program pengayaan nuklir. Itulah kenapa, menurutnya, negara-negara yang menekan Perjanjian Nuklir Iran tidak usah buang-buang waktu untuk bernegosiasi dengannnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pemilihan Raisi adalah kesempatan terakhir bagi negara-negara dunia untuk sadar dengan siapa mereka berhadapan perihal perjanjian nuklir."

"Rezim brutal eksekutor tidak seharusnya diizinkan memiliki senjata pemusnah massal dan posisi Israel soal ini tidak akan berubah," ujar Naftali Bennett, melanjutkan sikap Israel yang diputuskan pendahulunya, Benjamin Netanyahu.

Di masa kepemimpinan Donald Trump, Amerika setuju dengan sikap Israel, diikuti dengan menarik diri dari perjanjian nuklir dan memberikan sanksi ke Iran. Namun, ketika Presiden Joe Biden terpilih, ia ingin membawa kembali Amerika ke perjanjian itu untuk memastikan pengayaan nuklir Iran terkendali.

Kepada Pemerintah Iran, administrasi Joe Biden berjanji sanksi ekonomi akan ia cabut jika pemerintah setuju kembali ke kesepakatan nuklir. Negosiasi soal itu sekarang sedang berjalan. Ebrahim Raisi, di kampanyenya, berjanji salah satu fokus utamanya adalah perbaikan ekonomi Iran dan kembali ke perjanjian nuklir, untuk bebas dari sanksi, ia anggap solusi.

Baca juga: Profil Ebrahim Raisi, Hakim Garis Keras yang Menang Pilpres Iran

ISTMAN MP | REUTERS

Catatan redaksi: Berita ini mengalami perbaikan judul karena adanya kesalahan penulisan. Atas kesalahan itu, kami mohon maaf

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

8 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

9 jam lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

10 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.


Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

11 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah


Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

13 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

300 mayat ditemukan dalam kondisi terikat di rumah sakit di Gaza. Di antara mayat itu adalah wanita dan anak-anak.


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

17 jam lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

18 jam lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel


Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

19 jam lalu

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)
Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

22 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

1 hari lalu

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej
Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.