TEMPO.CO, - Masyarakat Amerika Serikat bersorak-sorai di jalan-jalan pada Sabtu kemarin menyambut ditetapkannya 19 Juni sebagai hari libur nasional Juneteenth. Hal ini untuk memperingati berakhirnya perbudakan hukum orang kulit hitam Amerika.
Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris menandatangani undang-undang yang menetapkan Juneteenth sebagai hari libur nasional ke-11. Penetapan ini terjadi lebih dari setahun setelah pembunuhan pria kulit hitam, George Floyd, oleh polisi di Minneapolis hingga memicu protes nasional untuk keadilan rasial dan mengakhiri kebrutalan aparat.
"Juneteenth adalah hari yang sangat berat dan kekuatan yang mendalam," cuit Biden di akun Twitter-nya dikutip dari Reuters, Ahad, 20 Juni 2021.
Juneteenth, atau 19 Juni, menandai hari pada 1865 ketika seorang jenderal Union memberi tahu sekelompok orang yang diperbudak di Texas bahwa mereka telah dibebaskan dua tahun sebelumnya oleh Proklamasi Emansipasi Presiden Abraham Lincoln selama Perang Saudara.
Kerumunan warga yang gembira menyambut Juneteenth terjadi di depan gereja tempat pejuang kulit hitam Martin Luther King, Jr. berkhotbah dan memimpin protes untuk kesetaraan. Warga yang senang bersorak-sorai, memainkan marching band dan menari bersama.
Sejumlah warga AS menilai perjuangan orang kulit hitam di negara itu belum selesai meski Juneteenth ditetapkan sebagai hari libur. Alasannya banyak dari mereka masih mengalami ketidakadilan rasial yang dapat diperbaiki lewat upaya lebih substansial oleh pemerintah federal.
"Ini hanya untuk menenangkan komunitas kulit hitam alih-alih memastikan ada pendidikan yang setara atau perumahan yang setara," kata seorang warga Amerika lainnya yang bernama Washington.
Baca juga: Banyak Kasus Rasisme, Lagu Kebangsaan Amerika Serikat Diusulkan Diubah
Sumber: REUTERS