TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Israel merespon pembatalan pemesanan vaksin COVID-19 Pifzer nyaris kedaluwarsa oleh Palestina. Kementerian Kesehatan Israel mengatakan, vaksin tersebut dalam kondisi baik-baik saja dan masih bisa digunakan. Selain itu, kata mereka, pihak Palestina sudah diberi tahu terlebih dulu bahwa vaksin-vaksin tersebut akan habis masa berlakunya di bulan Juni.
"Pengiriman vaksin ke Otoritas Palestina (PA) sudah sesuai pemesanan. Tanggal kedaluwarsa sudah mereka ketahui dan disetujui bersama," ujar Kementerian Kesehatan Israel dalam keterangan persnya, Sabtu, 19 Juni 2021.
Kementerian Kesehatan Israel melanjutkan bahwa vaksin yang dikirimkan ke Palestina sama persis dengan vaksin yang tengah digunakan di negeri Bintang Daud itu. Tak ada pembedaan kualitas.
Pernyataan Kementerian Kesehatan Israel berbeda dengan keterangan yang diberikan Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila, pada Jumat kemarin. Dalam keterangannya, Alkaila mengatakan Israel berjanji vaksin COVID-19 Pfizer yang dikirimkan akan kedaluwarsa di antara bulan Juli-Agustus.
Menurut Alkaila, tanggal kedaluwarsa di bulan Juli - Agustus masih memungkinkan Palestina untuk menggunakan vaksin COVID-19 yang dikirim. Namun, jika kedaluwarsanya Juni, ia mengatakan bakal ada banyak dosis vaksin COVID-19 yang terbuang percuma.
Seorang pria Palestina didampingi putranya saat menerima vaksin virus corona dalam Israel melanjutkan program vaksinasi nasionalnya, di Yerusalem Timur, 23 Desember 2020. Sejumlah negara telah memulai vaksinasi bagi warganya. REUTERS/Ammar Awad
"Mereka bilang tanggal kedaluwarsanya berada di bulan Juli atau Agustus di mana memberi kami cukup waktu untuk menggunakannya," ujar Alkaila.
Menurut kesepakatan yang diteken dengan Israel, Palestina akan mendapatkan 1,4 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Sebagai gantinya, Palestina akan memberikan dosis yang mereka miliki dengan jumlah sama begitu supplai baru tiba di semester kedua nanti.
Dari 1,4 juta dosis, jumlah yang telah dikirimkan Israel ke Palestina ada 90 ribu dosis. Dosis itu tidak digunakan oleh Palestina dan langsung dikirimkan kembali ke Israel.
Warga Palestina mengkritik langkah yang diambil oleh otoritas. Namun, apa yang mereka kritik bukan perkara Palestina mengembalikan vaksin COVID-19 ke Israel, tetapi mengadakan vaksin nyaris kedaluwarsa untuk warga.
Di Palestina, khususnya Tepi Barat dan Gaza, baru 30 persen penduduk mereka yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Masih kecilnya angka, salah satunya, dipengaruhi keengganan warga untuk divaksin. Survei dari Pusat Kebijakan dan Riset Survei Palestina menyebut hanya 40 persen warga yang mau divaksin.
Baca juga: Palestina Batalkan Pemesanan Vaksin COVID-19 Nyaris Kadaluarsa dari Israel
ISTMAN MP | REUTERS