TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Kepolisian Portland unit pengendalian massa, mengundurkan diri secara massal dari posisi mereka di unit tersebut. Keputusan itu dipicu saat seorang anggota polisi di unit tersebut dikenai dakwaan telah melakukan penyerangan secara ilegal dari sebuah kejadian unjuk rasa pada tahun lalu.
“Pada 16 Juni 2021, karyawan biro Kepolisian Portland yang mengabdi sebagai Tim Cepat Tanggap meninggalkan posisi mereka secara sukarela dan tidak lagi menjadi anggota tim tersebut,” demikian bunyi pernyataan Kepolisian Portland, Amerika Serikat, Kamis, 17 Juni 2021, waktu setempat.
Kepala sementara Kepolisian Portland, Amerika Serikat, Chris Davis. Sumber: Reuters
Tim Cepat Tanggap memiliki sekitar 50 anggota. Selain mengabdi untuk kepolisian, mereka juga menjalankan tugas yang dibebankan pada tim tersebut. Setelah pengunduran diri massal ini, maka semua anggota akan kembali ke tugas sebagai anggota polisi biasa.
Sebelumnya pada pekan ini, juri mengindikasikan seorang anggota kepolisian Portland dikenai dakwaan penyerangan. Jaksa penuntut menggambarkannya sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak berdasarkan hukum dalam sebuah unjuk rasa pada 2020 lalu.
Anggota polisi yang dituduhkan tersebut bernama Corey Budworth, yang pada Selasa, 15 Juni 2021, dikenai satu dakwaan penyerangan tingkat empat dan pelanggaran ringan dari insiden yang terjadi pada Agustus 2020. Surat kabar Oregonian mewartakan ini adalah yang pertama kalinya seorang anggota Kepolisian Portland menghadapi tuntutan hukum karena memukul atau menembaki seseorang selama unjuk rasa berlangsung.
Asosiasi Kepolisian Portland menggambarkan putusan tersebut di dorong oleh motif politik. Budwort terperangkap dalam kepentingan antara kepala daerah dan politisasi sistem hukum kriminal.
Baca juga: Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
Sumber: Reuters