TEMPO.CO, Jakarta - Polisi di Ghaziabad, negara bagian Uttar Pradesh, India melakukan pemanggilan pada Kepala Twitter di India, Manish Maheshwari, untuk menjawab tuduhan kalau Twitter tidak menghentikan viralnya sebuah rekaman video pada pekan ini, yang diduga menyebarkan kebencian dan permusuhan.
Kepolisian Ghaziabad pada pekan ini sudah mendaftarkan gugatan atas kasus ini. Rekaman video yang beredar di Twitter tersebut, memperlihatkan segelintir laki-laki, yang tampaknya beragama Hindu, memukuli seorang lansia laki-laki, yang diyakini beragama Islam. Janggut lansia tersebut digunting oleh sekelompok laki-laki tersebut.
Logo Twitter.[REUTERS]
Laporan pengaduan polisi itu ditujukan atas nama Twitter Inc, unit lokalnya dan tujuh nama pejabat Twitter. Media sosial Twitter berkantor pusat di Amerika Serikat.
Kontroversi ini terjadi persis ketika Pemerintah Federal India bersitegang dengan Twitter karena media sosial itu tidak mau patuh pada aturan khusus pemerintah federal. Pasalnya, aturan itu memunculkan kekhawatiran Twitter mungkin bisa tidak lagi melindungi pengguna atas konten yang mereka buat.
Dalam surat pemanggilan pada Maheshwari, kepolisian Ghaziabad memberikan waktu tujuh hari kepada Maheshwari untuk memenuhi panggilan tersebut. Dalam surat pemanggilan dituliskan sejumlah orang menggunakan Twitter untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan di masyarakat dan Twitter tidak mengambil tanggung jawab itu.
Twitter menolak berkomentar soal pemanggilan tersebut. Bungkam juga dilakukan oleh Maheshwari.
Baca juga: Tips Teknologi: Menjauh dari Iklan di Twitter
Sumber: Reuters