TEMPO.CO, Jakarta - Ethiopia mempersiapkan pemilu anggota parlemen pusat dan daerah, yang akan diselenggarakan pada Senin depan. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menjanjikan itu akan menjadi pemilu yang bebas dan adil, yang pernah dilakukan negaranya setelah Ethiopia menghadapi aturan yang represif selama puluhan tahun.
Total ada 547 konstituen dalam pemilu ini. Namun sekitar 110 konstituen kemungkinan akan mengalami keterlambatan dalam pemungutan suara karena adanya konflik kekerasan dan masalah logistik. Bukan hanya itu, sejumlah partai oposisi juga memboikot pemilu setelah adanya kekerasan pada anggota partai politik mereka. Ada satu kandidat anggota parlemen yang mengikuti pemilu dari dalam bilik penjara.
Perdana Menteri Abiy memenangkan penghargaan Nobel bidang perdamaian atas jasanya melakukan reformasi demokrasi. Penghargaan itu diberikan pada Abiy atas perannya dalam mengakhiri permusuhan selama dua dekade antara negaranya dengan Eritrea, sebuah negara yang bertetangga dengan Ethiopia.
Abiy menjabat sebagai Perdana Menteri Ethiopia sejak 2018. Beberapa bulan setelah dia menjabat sebagai orang nomor satu di Ethiopia, partai-partai oposisi yang selama ini dilarang, dibebaskan. Ribuan tahanan politik, dibebaskan.
Abiy sekarang ini menghadapi tekanan internasional atas perang di wilayah utara Tigray. Dia juga menghadapi tuduhan dari kelompok-kelompok HAM kalau pemerintahannya menarik kembali beberapa kebebasan, yang sudah di kendorkannya. Namun tuduhan kelompok-kelompok HAM tersebut disangkalnya.
Pemilu parlemen Ethiopia pada Senin, 21 Juni 2021, nanti akan menjadi ujian pertama bagi pemerintahan Abiy dalam menggalang dukungan masyarakat. Abiy mengatakan di Twitter pemilu pekan ini akan menjadi upaya negara yang pertama menegakkan pemilu yang bebas dan adil. Pemilu-pemilu Ethiopia sebelumnya sering diwarnai tuduhan kecurangan suara.
Sekitar 37 juta warga Ethiopia dari total populasi 109 juta jiwa, sudah mendaftar untuk mengikuti pemilu nanti. Beberapa warga lainnya akan menunggu pemilu putaran kedua pada September 2021 mendatang.
Baca juga: Rektor IPB: Indeks Keberlanjutan Pangan RI di Bawah Zimbabwe dan Ethiopia
Sumber: Reuters