TEMPO.CO, Jakarta - Dua hari setelah dirinya dinyatakan PM Israel yang baru, administrasi Naftali Bennett langsung menyetujui parade nasionalis di Yerusalem. Rencananya, warga akan berkeliling sambil mengibar-ngibarkan bendera Israel di Yerusalem Timur di mana ketegangan antara negeri Bintang Daud dan Palestina belum usai.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Omer Barlev, menyatakan kepolisian sudah siap mengawal parade yang akan berlangsung Selasa ini. Ia tak membantah kemungkinan parade nasionalis tersebut bisa menyebabkan bentrokan baru dengan warga Palestina di Yerusalem.
"Upaya keras dilakukan untuk menjaga keamanan publik," ujar Barlev, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 15 Juni 2021.
Per berita ini ditulis, rute komplit untuk parade nasionalis itu belum terungkap. Meski parade itu dikatakan bakal mengelilingi Yerusalem Timur, belum ada keterangan apakah rombongan parade juga bakal melewati wilayah sensitif seperti permukiman Muslim.
Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem mengendus potensi bentrokan apabila rombongan parade memasukkan wilayah permukiman Muslim ke rutenya. Oleh karenanya, mereka melarang seluruh staf kedutaan untuk ikut dalam kegiatan itu ataupun masuk ke wilayah kota tua di permukiman Muslim berada.
Polisi Israel berjaga saat terjadi bentrokan di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, Kamis, 6 Mei 2021. Beberapa keluarga Palestina menghadapi penggusuran dari rumah-rumah di tanah yang diklaim oleh para pemukim Yahudi. REUTERS/Ammar Awad
"Kami melarang personil dan keluarga dari Kedutaan Besar Amerika untuk masuk ke Kota Tua karena adanya parade nasionalis Israel dan potensi demonstrasi balasan," ujar keterangan pers Kedutaan Besar Amerika.
Menanggapi kekhawatiran itu, Deputi Menteri Keamanan Dalam Negeri Yoav Segalovitz mengatakan kemungkinan rute berubah tidak tertutup. Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, kata ia, 'kunjungan' ke wilayah Muslim dihindari dalam situasi-situasi sensitif.
"Hal yang kami pertimbangkan adalah apakah hal (kunjungan) tersebut adalah waktu yang tepat atau tidak di momen seperti sekarang," ujar Segalovitz.
Dalam laporan Reuters, keputusan administrasi Naftali Bennett soal rute ke Permukiman Muslim akan menentukan persepsi terhadap pemerintahan barunya. Jika Naftali Bennett menghindari rute itu, kubu mantan PM Benjamin Netanyahu berpotensi menggunakannya untuk membangun narasi bahwa pemerintahan baru takut terhadap Hamas.
Sebelum Naftali Bennett terpilih menjadi PM yang baru, Israel sempat bertempur dengan milisi Palestina, Hamas, selama 11 hari. Ratusan orang menjadi korban dalam bencana itu. Di sisi lain, pertempuran itu juga menjadi langkah drastis terakhir dari Netanyahu sebelum ia gagal membentuk pemerintahan baru.
Baca juga: Jadi PM Israel Baru, Ini Lima Hal Soal Naftali Bennettt yang Perlu Diketahui
ISTMAN MP | REUTERS