TEMPO.CO, Jakarta - Kenya menerima sekitar USD 750 juta (Rp 10 triliun) uang pinjaman dari Bank Dunia untuk membantu anggaran pengeluaran negara itu dan membantu perekonomian Kenya pulih dari dampak Covid-19. Kucuran uang pinjaman itu dikonfirmasi oleh Bank Dunia pada Jumat, 11 Juni 2021.
Pemerintah Kenya saat ini telah didorong agar mengamankan dana asing untuk menutup besarnya defisit anggaran sebelum tahun fiskal tutup pada akhir bulan ini.
Baca Juga:
Brian Musasia Wanyande, seorang pemuda dari kelompok Mathare Roots berpose di depan grafiti hasil karyanya sebagai kampanye atas cara memutus wabah Virus Corona di perkampungan kumuh Lembah Mathare, di Nairobi, Kenya, 19 April 2020. REUTERS/Thomas Mukoya
Uang pinjaman USD 750 juta dari Bank Dunia itu, dipinjamkan secara tunai untuk mendukung anggaran pengeluaran, bukan untuk mendanai projek tertentu. Bank Dunia mengatakan beberapa dana tersebut akan dialokasikan untuk menyusun sebuah sistem pendataan elektronik bagi barang-barang dan layanan pemerintah Kenya sehingga lebih transparansi.
Bank Dunia mengatakan pinjaman konsesional ini di bandrol dengan bunga tahunan 3,1.persen. Biasanya, pinjaman dari Bank Dunia akan mendapat bunga nol persen untuk tenor pinjaman 25 tahun - 40 tahun, dengan kelonggaran waktu pengembalian uang pinjaman 5 atau10 tahun.
Sebelumnya pada Kamis, 10 Juni 2021, Menteri Keuangan Kenya Ukur Yatani memaparkan ke parlemen Kenya anggaran pengeluaran periode 2021/2022. Dalam pemaparan itu, Kenya mengalami defisit sampai 7,5 persen dari PDB atau turun dibanding tahun fiskal yang akan berakhir bulan ini sebesar 8,7 persen.
Kementerian Keuangan Kenya memperkirakan perekonomian Kenya pada tahun ini akan tumbuh 6,6 persen atau pulih 0,6 persen dibanding 2020. Sektor pariwisata dan layanan yang terkait, lumpuh gara-gara larangan yang diberlakukan demi menghentikan penyebaran wabah virus corona.
Baca juga: Kisah Sekolah di Kenya untuk Para Mama Muda
Sumber : Reuters