Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jerman Sebut Jutaan Dosis Vaksin COVID-19 dari Johnson & Johnson Rusak

image-gnews
Botol berlabel
Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Jerman melapor ke Johnson & Johnson bahwa jutaan dosis vaksin COVID-19 yang mereka terima telah rusak atau terkontaminasi. Oleh karenanya, mereka meminta pengiriman dosis baru sebagai gantinya. Adapun besaran yang diminta Jerman adalah 6,5 juta dosis di bulan Juli.

Badan Regulator Obat-obatan Amerika (FDA) mengkonfirmasi laporan Jerman. Mereka mendapati 60 juta dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson telah terkontaminasi alias tak bisa dipakai. Hal itu, kata FDA, didapat ketika mereka melakukan kunjungan inspeksi ke pabrik manufaktur vaksin di Baltimore, Amerika, beberapa bulan terakhir.

"Ini sungguh mengecewakan karena setiap dosis vaksin COVID-19 sungguh berperan," ujar Kementerian Kesehatan Jerman dalam keterangan persnya, dikutip dari Deutsche Welle, Ahad waktu setempat, 13 Juni 2021.

Jerman melanjutkan, meski status dosis pengganti dari Johnson & Johnson belum ada kepastian, setidaknya mereka sudah mendapat kabar untuk pengiriman suplai vaksin COVID-19 lainnya.

Rincian vaksin COVID-19 yang akan diterima, kata Kementerian Kesehatan Jerman, adalah 50,3 juta dosis vaksin Pfizer, 6,4 juta dosis Moderna, dan 12,4 juta dosis AstraZeneca. Besaran itu sesuai komitmen yang mereka terima untuk kuartal kedua.

Botol dan jarum suntik terlihat di depan logo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 11 Januari 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

Sebagai tambahan, dari pabrik vaksin di Baltimore, FDA hanya menemukan 10 juta dosis yang bisa dipakai selain 60 juta dosis yang bermasalah. Namun, untuk jutaan dosis yang aman tersebut, FDA tidak bisa memberikan jaminan proses produksinya sepenuhnya bebas dari masalah atau tidak.

Adapun hal yang menyebabkan puluhan juta dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson terbuang adalah tidak dipatuhinya praktik produksi vaksin. Pabrik tersebut, yang dioperasikan oleh Emergent BioSolutions, memproduksi berbagai jenis vaksin di proses yang sama. Diyakini terjadi kontaminasi silang dalam proses tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, pabrik di Baltimore ditutup. Kapan operasi mereka akan berlanjut belum diketahui. FDA belum memberikan keterangan lebih lanjut perihal hasil penyelidikan sejauh ini.

Berbagai pihak menyarankan operasi pabrik di Baltimore dilanjutkan, tentunya dengan pengawasan produksi yang lebih ketat. Johnson & Johnson, dalam keterangan persnya, mengatakan akan terus berupaya memberikan vaksin COVID-19 di tengah pandemi seperti sekarang. Dan, mereka menegaskan bahwa tidak semua vaksin COVID-19 Johnson & Johnson bermasalah karena hanya dosis dari pabrik Emergent saja yang mendapat catatan khusus.

Bagaimana nasib 60 juta dosis yang tidak bisa dipakai belum diketahui. Ada kekhawatiran negara-negara yang kekurangan vaksin COVID-19 akan mencoba memintanya daripada tidak mendapat vaksin sama sekali. Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson di pakai di 24 negara, termasuk Afrika.

Baca juga: Cina Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 untuk Usia 3-17 Tahun

ISTMAN MP | DW | NY TIMES


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

47 menit lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

9 jam lalu

Seorang pria Palestina membawa karung tepung di luar pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 17 Januari 2018. AS adalah donor terbesar (U.N. Relief and Welfare Agency) UNRWA selama beberapa dekade. REUTERS/Mohammed Salem
Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.


Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

1 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b


Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

1 hari lalu

Perpustakaan Stuttgart. (Unsplash.com/Gabriell Sollman)
Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

1 hari lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

6 hari lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

6 hari lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa