TEMPO.CO, Jakarta - Politisi sayap kanan dari Partai Yamina, Naftali Bennett, resmi menjadi PM Israel yang baru. Ia melengserkan politisi senior, Benjamin Netanyahu, yang sudah menjadi PM Israel selama kurang lebih 12 tahun. Uniknya, dia berhasil mencapai posisi tersebut hanya dengan bermodal 6 kursi di Parlemen Israel, Knesset.
Meski telah menjadi PM Israel baru berkat proses voting di Knesset pada Ahad kemarin, belum banyak yang mengenalnya. Padahal, Bennett berperan banyak dalam program pendudukan wilayah Palestina, yang membuat kemenangannya ditanggapi sinis oleh negera tetangga Israel. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal Naftali Bennet:
Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett berbicara dalam resepsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Ortodoks di Yerusalem menjelang pembukaan kedutaan AS yang baru di Yerusalem, 14 Mei 2018. [REUTERS / Ammar Awad]
1. Siapa Naftali Bennett?
Sebagian mengenalnya sebagai politisi ekstrim sayap kanan dan mantan sekutu dari Benjamin Netanyahu. Namun, Naftali Bennett lebih dari itu. Lahir di Haifa, Israel, 49 tahun lalu, Bennett tidak hanya seorang politisi, tetapi juga veteran militer dan pengusaha di bidang teknologi.
Di Tahun 1996, ia menjadi bagian dari Militer Israel. Salah satu misi di mana ia terlibat adalah serangan di desa Kafr Qana, Lebanon. Pada misi tersebut, Bennett nyaris tewas, namun terselamatkan berkat serangan artileri ke fasilitas PBB yang menampung 102 pengungsi. Misi itu dikenal sebagai pembantaian Qana.
Setelah menyelesaikan dinas militernya, Bennett berkarir di industri teknologi. Tahun 1999, ia membangun startup pengembangan piranti lunak anti-penipuan.