TEMPO.CO, Jakarta - Annelies Marie Frank atau Anne Frank seorang gadis Yahudi lahir di Frankfurt, Jerman, 12 Juni 1929. Anne nama panggilannya, dikenal karena tulisan dalam buku hariannya yang menjadi bagian penting dari sejarah dunia.
Dalam buku itu, Anne Frank menceritakan kisahnya dan keluarganya yang harus bersembunyi dari kejaran Nazi Jerman. Dikutip dari berbagai sumber, pada awal rezim Nazi Adolf Hitler, ayah Anne, Otto Frank (1889–1980), seorang pengusaha Jerman, membawa istri dan dua putrinya untuk tinggal di Amsterdam. Pada 1941, setelah pasukan Jerman menduduki Belanda, Anne terpaksa pindah dari sekolah umum ke sekolah Yahudi.
Pada 12 Juni 1942, Anne menerima buku harian kotak-kotak merah-putih untuk ulang tahunnya yang ke-13. Kemudian Anne menulis di buku harian dengan kalimat "Kuharap, aku bisa menceritakan semuanya kepadamu, karena aku tidak pernah bisa bercerita pada siapa pun, dan kuharap engkau akan menjadi sumber kenyamanan dan pengharapan,".
Ketika saudara perempuan Anne, Margot, dihadapkan dengan deportasi yang konon dibawa ke kamp kerja paksa, keluarga Frank bersembunyi pada 6 Juli 1942, di ruang belakang dan gudang bisnis produk makanan Otto Frank. Dengan bantuan beberapa teman non-Yahudi, di antaranya Miep Gies, yang menyelundupkan makanan dan perbekalan lainnya, keluarga Frank dan empat orang Yahudi lainnya, Hermann dan Auguste van Pels dan putra mereka, Peter, dan juga Fritz Pfeffer menjalani hidup dalam persembunyian.
Selama hal itu terjadi, Anne menulis dengan tekun di buku hariannya, menceritakan kehidupan sehari-hari dalam persembunyian, dari kekesalan seorang gadis biasa hingga rasa takut ditangkap. Dia membahas masalah-masalah khas remaja serta harapannya untuk masa depan, termasuk impiannya menjadi jurnalis atau penulis. Tulisan terakhir di buku harian Anne ditulis pada 1 Agustus 1944. Tiga hari kemudian tempat persembunyian mereka ditemukan oleh Gestapo, yang bertindak atas petunjuk dari informan Belanda.
Baca Juga:
Keluarga Frank dipindahkan ke Westerbork, sebuah kamp transit di Belanda, dan dari sana ke Auschwitz, di Polandia yang diduduki Jerman, pada 3 September 1944, dengan transportasi terakhir yang meninggalkan Westerbork ke Auschwitz. Anne dan Margot dipindahkan ke Bergen-Belsen pada bulan berikutnya. Ibu Anne meninggal pada awal Januari, tepat sebelum evakuasi Auschwitz pada 18 Januari 1945.
Berdasarkan data dari pemerintah Belanda, Anne dan Margot meninggal dalam epidemi tifus pada Maret 1945, hanya beberapa minggu sebelum pembebasan Bergen-Belsen. Namun, para pakar akademisi pada tahun 2015 mengungkapkan penelitian baru, termasuk analisis data kearsipan dan kesaksian orang pertama yang menunjukkan bahwa dua saudari itu mungkin telah meninggal pada bulan Februari 1945. Sementara itu, Otto Frank ditemukan dirawat di rumah sakit di Auschwitz ketika dibebaskan oleh pasukan Soviet pada tanggal 27 Januari 1945.
Buku harian milik Anne dibaca oleh jutaan orang. Buku harian Anne ditemukan oleh teman-teman keluarganya yang mencari-cari benda-benda yang tertinggal setelah penggerebekan Gestapo. Barang-barang dan dokumen yang ditemukan kemudian dikembalikan kepada Otto Frank. Meskipun hidup dalam tekanan dan ketakutan akan tertangkap oleh Nazi, Anne tumbuh menjadi gadis baik hati.
"Saya masih percaya, terlepas dari segalanya, bahwa setiap orang memiliki hati yang baik," tulis Anne dalam buku hariannya.
Buku harian Anne Frank diterbitkan di Belanda pada tahun 1947 dan kemudian menyusul edisi bahasa Inggris pada tahun 1952. Pada tahun 1969, buku hariannya sudah diterbitkan dalam 34 bahasa dan saat ini telah tersedia dalam 70 bahasa. Anne mungkin tidak akan pernah menyangka jika buku harian yang ia tulis 78 tahun lalu itu nantinya dibaca dan menginspirasi jutaan orang.
WINDA OKTAVIA
Baca: Puisi Karya Anne Frank Anak Korban nazi Terjual Rp 2 M