TEMPO.CO, Jakarta - Kota Amsterdam tampaknya mulai gerah dengan kelakuan turis asing yang mengganggu. Seperti Venesia di Italia, Amsterdam adalah salah satu destinasi wisata yang mengalami fenomena overtourism.
Dewan Kota Amsterdam akhirnya mulai memperingatkan wisatawan yang tidur di mobil, mabuk-mabukan parah, buang air di tempat umum, sampai berpakaian dengan kostum penis.
Dewan kota Amsterdam pada hari Kamis menyambut baik pelonggaran pembatasan virus corona baru-baru ini, tetapi tidak ingin pariwisata kembali merepotkan dan sewa rendah yang dikeluhkan penduduk musim panas lalu.
"Kami tidak ingin kembali ke situasi yang kami lihat sebelum pandemi, di mana kerumunan besar-besaran turis di Distrik Lampu Merah dan area hiburan kota menyebabkan gangguan bagi penduduk," kata dewan kota, dikutip dari Dutch News, 12 Juni 2021.
"Pengunjung yang menghormati Amsterdam dan orang-orang Amsterdam selalu disambut dan tentu saja akan tetap demikian. Pengunjung yang memperlakukan penduduk dan warisan budaya kami dengan tidak hormat tidak diterima. Pesan kami untuk turis seperti itu: jangan datang ke Amsterdam," kata pemkot Amsterdam.
Dewan kota akan membentuk tim yang akan memantau mobil untuk orang-orang yang tidur secara ilegal di sana dan memungut denda di tempat. Jika memungkinkan, mobil asing ini mungkin akan digembok jika belum membayar parkir.
Akan ada lebih banyak patroli kerumunan di daerah-daerah sibuk, terutama pada malam akhir pekan, jalan-jalan mungkin ditutup untuk kendaraan.
Orang-orang berjalan melewati rumah bordil di kawasan prostitusi di Amsterdam, Belanda, Rabu, 3 April 2019. Kawasan ini dikenal dengan julukan distrik Red Light alias lampu merah. REUTERS/Yves Herman
Sewa penginapan, yang sudah dibatasi 30 hari per tahun, akan dipantau lebih intens dan dewan kota juga melarang gas tertawa di beberapa bagian Distrik Lampu Merah. Wali Kota Amsterdam Femke Halsema kemungkinan juga akan membatasi penjualan alkohol di akhir pekan.
Halsema mengatakan dia juga memperhatikan peningkatan jumlah mobil dengan plat nomor asing musim panas lalu, dan mengatakan meskipun kota tidak dapat mengusir orang, kota itu ingin menyambut wisatawan beretika daripada turis yang membuat rusuh.
"Kita tinggal di pusat dan saya melihat sendiri peningkatan besar pelat nomor asing sekarang," katanya.
Amsterdam juga mempertimbangkan untuk memindahkan Distrik Lampu Merah ke pusat prostitusi di daerah lain, meskipun muncul kekhawatiran tentang apakah ada cukup polisi untuk mengontrol transaksi jalanan.
Rob Hofland, seorang anggota dewan kota untuk D66, mengatakan bahwa lebih banyak turis akan datang musim panas ini.
"Hanya masalah waktu sebelum kita mengizinkan para pelancong dan orang-orang di seluruh dunia datang ke sini," katanya.
"Tapi saya peringatkan kepada pengunjung yang memperlakukan penduduk dan warisan budaya kita dengan tidak hormat adalah: jangan datang. Jika Anda ingin melihat kota terindah di dunia musim panas ini, datanglah ke Amsterdam. Jika niat Anda adalah untuk minum minuman keras dan berperilaku buruk, berpakaian penis, cari di tempat lain!" tegas Rob Hofland.
Amsterdam & partners, agen promosi ekonomi dan wisata, memulai kampanye untuk mempromosikan perilaku beretika turis dalam mengantisipasi pembukaan kembali pusat kota.
"Kami tidak ingin gangguan dari perilaku buruk (seperti kebisingan, kencing di depan umum, mabuk di jalan) dan jadi kami memulai kampanye untuk mendorong jenis perilaku yang kami inginkan," katanya.
Kampanye untuk turis Amsterdam, yang diharapkan dimulai minggu depan, akan mencakup informasi fisik dan online, serta mengerahkan polisi untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku yang baik wisatawan asing.
Baca juga: Larangan Rental Dicabut, Penduduk Amsterdam Bisa Sewakan Lagi Rumahnya di Airbnb
DUTCH NEWS