TEMPO.CO, Jakarta - Masih rendahnya angka vaksinasi COVID-19 di Jepang membuat kota-kota di negeri matahari terbit itu mencari cara untuk meningkatkannya. Soma, kota kecil yang berjarak 240 kilometer dari Tokyo, meresponnya dengan membuat strategi yang terinspirasi oleh penanganan tsunami 2011. Soma adalah kota yang terdampak oleh tsunami tersebut.
Wali Kota Soma, Katsuhiro Abe, mengatakan strategi yang mereka siapkan menekankan pada perencanaan jelas, kerjasama dengan petugas medis lokal, serta mengumpulkan mereka yang terdampak di satu titik. Dengan begitu, kata Soma, vaksinasi bisa dieksekusi dengan mulus tanpa harus menunggu arahan dari Tokyo.
"Saya tidak tahu apakah pantas mengatakan kami tidak akan melakukan hal tersebut apabila bukan karena bencana tsunami dan gempa yang kami hadapi. Namun, strategi ini memang berkaitan dengan pengalaman menangani dampak tsunami selama 10 tahun," ujar Abe, dikutip dari Reuters, Jumat, 10 Juni 2021.
Abe berkata, strategi dimulai dengan membuat perencanaan jelas dulu. Dari perencanaan itu, dirinya akan mendapatkan gambaran soal di mana titik vaksinasi yang pas, berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan, berapa orang yang perlu divaksin, dan bagaimana memastikan warga vaksinasi.
Warga yang mengenakan masker berjalan di jalan di luar pasar Tsukiji, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2020. [REUTERS / Issei Kato / File Photo]
Dari perencanaan itu, kata Abe, dirinya mendapati masalah-masalah apa saja yang berpotensi ia hadapi. Beberapa di antaranya adalah jauhnya lokasi, minimnya pengalaman vaksinasi, dan sulitnya registrasi. Langkah respon kemudian ia buat.
Perihal lokasi vaksinasi, ia mencarikan tempat yang terjangkau dari berbagai sisi. Untuk mempermudah mereka yang lansia, pemberitahuan vaksinasi dikabarkan via telepon dan tidak perlu melakukan pemesanan lebih dulu. Abe tahu ada penduduk-penduduk lansia yang bingung mendaftar via internet.
Selanjutnya, untuk mereka yang tidak bisa pergi ke lokasi vaksinasi sendiri, bus antar jemput disediakan. Nah, agar informasi tersebut cepat menyebar, penyebaran informasi menekankan pada pertukaran informasi antar keluarga. Abe tahu warga Soma dekat satu sama lain sejak tsunami dan itu terbantu populasi mereka yang kecil, 35 ribu orang.
"Strategi yang dipakai perlu dirancang sesuai kondisi dan konteks lokal. Kita sekarang seperti menghadapi perang," ujar Kenji Shibuya, mantan Direktur Institute Kesehatan Masyarakat di King's College London yang pindah ke Soma untuk membantu vaksinasi di sana.
Petugas menjaga mesin cuci tangan WOSH di distrik perbelanjaan Ginza di Tokyo, Jepang, Sabtu, 19 Desember 2020. Mesin ini juga memiliki fitur untuk membersihkan smartphone selama 20-30 detik menggunakan paparan sinar ultraviolet saat pengguna mencuci tangan. REUTERS/Issei Kato
Langkah lainnya yang dilakukan untuk mempermulus vaksinasi adalah latihan. Latihan vaksinasi sudah digelar oleh Soma sejak awal tahun, berbulan-bulan sebelum vaksinasi COVID-19 tersedia untuk mereka. Target mereka, begitu vaksin tiba, warga sudah langsung tanggap dan tahu bagaimana bisa memperoleh vaksin.
Meski secara sistem siap, baik Abe maupun Shibuya menyatakan suplai vaksin COVID-19 tetap hal vital. Oleh karenanya, mereka mengatakan bantuan yang bisa diberikan pemerintah adalah memastikan suplai vaksin COVID-19 konsisten ada.
Tamio Hayashi (77), warga Soma, memuji strategi yang diterapkan kota tempat ia tinggal. Menurutnya, strategi yang disusun Abe dan Shibuya sangat ramah lansia, terutama untuk orang seperti dirinya yang menganggap internet "merepotkan". Hayashi ragu bakal bisa divaksin jika registrasi mengandalkan internet sepenuhnya.
"Strategi ini bagus. Kami hanya menunggu pemberitahuan harus datang tanggal berapa saja," ujar Hayashi.
Per berita ini ditulis, Soma sudah memvaksin 84 persen penduduk lansianya. Sekarang, mereka fokus pada kelompok usia muda. Targetnya, di akhir Juli, vaksinasi sudah mencapai kelompok usia remaja. Secara nasional, baru 12 persen warga Jepang yang sudah menerima satu dosis vaksin COVID-19.
Baca juga: Jepang Buat Pusat Imunisasi Covid-19 di Bawah Usia 65 Tahun
ISTMAN MP | REUTERS