TEMPO.CO, Jakarta - Survey terbaru Pemerintah India menunjukkan telah terjadi ketimpangan perihal angka vaksinasi COVID-19 perempuan dan pria. Menurut data mereka, ada 101 juta pria di India yang telah divaksin atau 17 persen lebih banyak dibanding angka vaksinasi terhadap perempuan.
Apabila dirinci lebih jauh, hanya ada dua negara bagian di India yang angka vaksinasi COVID-19 terhadap perempuan lebih banyak dibanding pria. Keduanya adalah Kerala yang berada di bagian selatan dan Chhatisgarh di pusat.
"Kami mendapati pria, terutama di perdesaan dan perkotaan, lebih memilih untuk divaksin lebih dulu dibanding perempuan karena mereka rutin berpergian untuk kerja," ujar Kepala Medis Rumah Sakit Pemerintah di Gujarat, Prashant Pandya, dikutip dari CNN, Kamis, 10 Juni 2021.
Pemerintah India melanjutkan, unsur pekerjaan bukan satu-satunya hal yang membuat angka vaksinasi COVID-19 perempuan dan pria timpang. Faktor lainnya adalah masih menyebarnya isu-isu tidak berdasar soal keamanan vaksin COVID-19.
Pasien Covid-19 menggunakan oksigen di dalam "Oxygen on Wheel" di Bangalore, India, 13 Mei 2021. Xinhua/Str
Salah satu isu yang banyak beredar, kata mereka, adalah vaksin COVID-19 akan mengganggu siklus menstruasi. Selain itu, ada juga isu vaksin COVID-19 menurunkan kesuburan.
"Pemerintah harus meningkatkan kesadaran pentingnya vaksinasi COVID-19 di wilayah-wilayah pedalaman. Dengan begitu, perempuan-perempuan di sana menyadari pentingnya vaksinasi bagi mereka. Jika tidak, ketimpangan akan makin besar," ujar pakar medis yang pernah bekerja untuk Kementerian Kesehatan India, Sudha Narayanan.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India enggan berkomentar soal data yang beredar.
Di wilayah-wilayah pedalaman, sejumlah perempuan India menjelaskan bahwa mereka tidak menentang ataupun takut akan vaksinasi COVID-19. Problemnya, kata mereka, ada tanggung jawab rumah tangga yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja seperti mengurus anak.
Seorang polisi meminta orang-orang yang datang mengantre vaksinasi untuk pergi saat mereka berdiri di luar gerbang pusat vaksinasi Covid-19 yang ditutup karena tidak tersedianya pasokan vaksin Covid-19, di Mumbai, India, 3 Mei 2021. [REUTERS / Francis Mascarenhas]
Perempuan-perempuan India berharap pemerintah bisa menggelar vaksinasi COVID-19 dari rumah ke rumah. Menurut mereka, hal itu akan lebih membantu dibanding mereka harus mendaftar secara manual dan kemudian meninggalkan rumah untuk vaksinasi.
"Saya tidak bisa membaca ataupun menulis, bagaimana saya mau mendaftar untuk vaksinasi COVID-19? Pemerintah harus mengirim vaksin ke kami," ujar Laxmiben Suthar, ibu empat anak dari kota Vadnagar, Gujarat.
Meski kebijakan vaksinasi COVID-19 di India beberapa kali mengalami perubahan, vaksinasi rumah ke rumah belum mereka rencanakan hingga sekarang. Kendala teknis menjadi alasan.
Otoritas Kesehatan India mengatakan, para penerima vaksin COVID-19 harus mereka pantau dulu untuk memastikan tidak ada efek samping berbahaya. Hal itu, kata mereka, sulit diwujudkan apabila skema yang digunakan adalah vaksinasi dari rumah ke rumah.
Sejauh ini, India telah mendistribusikan 233,7 juta dosis vaksin COVID-190 persen. Meski terlihat besar, angka itu baru mengcover 5 persen dari total penduduk dewasa di India. India pun tercatat memiliki 29 juta kasus dan 259 ribu kematian karena COVID-19.
Baca juga: Pertama Kali Dalam Dua Bulan, Kasus Harian Covid-19 di India di Bawah 100 Ribu
ISTMAN MP | CNN