TEMPO.CO, Jakarta - Saudari kembar Patung Liberty akan tiba di Pulau Ellis, New York, Amerika Serikat, dari Prancis tepat pada Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Pemerintah Prancis mengirim New York City replika Patung Liberty setinggi tiga meter, 135 tahun setelah Patung Liberty asli dihadiahkan Prancis, menurut laporan CNN, 10 Juni 2021.
Patung baru yang berukuran seperenam belas dari ukuran aslinya, telah dipajang di National Museum of Arts and Crafts (CNAM) di Paris sejak 2011. Ini didasarkan pada replika persis dari patung aslinya.
Patung itu dilaporkan akan dikirim keluar dari Prancis minggu depan dan mencapai Pelabuhan New York pada 1 Juli. Setelah liburan Hari Kemerdekaan 4 Juli, patung itu akan ditempatkan di kediaman duta besar Prancis di Washington.
Patung itu akan dipasang di Pulau Ellis, tepat di seberang perairan dari patung aslinya mulai 1 Juli hingga 5 Juli sebelum dibawa ke kediaman dubes.
Patung itu, dengan berat lebih dari 450 kilogram, pertama kali dibuat pada tahun 2009. Ini adalah replika yang sama persis dari model plester asli tahun 1878 yang diawetkan oleh CNAM.
"Patung itu melambangkan kebebasan dan cahaya di seluruh dunia," kata Olivier Faron, administrator umum CNAM. "Kami ingin mengirim pesan yang sangat sederhana: Persahabatan kami dengan Amerika Serikat sangat penting, terutama pada saat ini. Kami harus melestarikan dan mempertahankan persahabatan kami."
Replika Patung Liberty setinggi tiga meter yang akan dikirim ke New York, Amerika Serikat.[CMA CGM Group/CNN]
Patung Liberty pertama kali diusulkan pada tahun 1865 oleh sejarawan Prancis Edouard de Laboulaye sebagai hadiah untuk Amerika Serikat yang baru bersatu kembali setelah Perang Saudara, menurut CNN.
Laboulaye ingin menghubungkan emansipasi budak dengan nilai-nilai Pencerahan Prancis. Prancis sedang mengalami pergeserannya sendiri pada saat itu, ketika Napoleon III yang represif memerintah hingga 1870 dan kemudian digulingkan selama Perang Prancis-Prusia.
Pada tahun 1871, di bawah Republik Ketiga yang baru, Frédéric-Auguste Bartholdi, pematung terpilih, melakukan perjalanan melintasi Atlantik untuk menjual proyek tersebut kepada pemerintah Amerika dan untuk mencari lokasi potensial. Presiden AS dan mantan Jenderal Persatuan Ulysses S. Grant awalnya memenuhi proposalnya dengan acuh tak acuh, menurut sejarawan Prancis André Kaspi
Meskipun Bartholdi memandang Pulau Bedloe (nama Pulau Ellis sebelumnya) di Pelabuhan New York sebagai lokasi ideal untuk patung masa depan, karena semua kapal yang masuk ke New York melewatinya pada saat itu, baru pada tahun 1875 Bartholdi mengajukan permintaan hibah resmi untuk menggunakannya sebagai pemasangan patung. Untuk membayar patung itu, kedua negara mencapai kesepakatan: Prancis mendanai patung itu, sementara Amerika mendanai alasnya.
Patung seberat 225 ton itu dikirim dan dirakit pada tahun 1885 sebelum didedikasikan oleh Presiden Grover Cleveland pada tahun berikutnya. Dalam waktu sekitar 20 tahun, tembaga Patung Liberty telah teroksidasi dan mengubah patung menjadi hijau, menurut New York Post.
Baca juga: Cetak Prangko Patung Liberty, Layanan Pos AS Didenda Rp 50 Miliar
CNN | NEW YORK POST