TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 47.000 hewan hidup dijual di pasar Wuhan dalam dua setengah tahun sebelum kasus pertama Covid-19 dilaporkan di kota itu pada akhir 2019, menurut penelitian terbaru yang menyoroti risiko penyakit dari perdagangan satwa liar Cina.
Sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka Scientific Reports mengatakan sebanyak 38 spesies dijual di 17 pasar di Wuhan antara Mei 2017 dan November 2019, termasuk 31 spesies yang dilindungi, dengan kesejahteraan dan kebersihan yang buruk meningkatkan risiko kesehatan, dikutip dari Reuters, 9 Juni 2021.
Banyak kasus awal infeksi Covid-19 pada manusia terkait dengan pasar makanan laut Huanan di Wuhan, yang awalnya diidentifikasi sebagai tempat pertama kali SARS-CoV-2 menular ke manusia.
Namun, beberapa infeksi awal terhubung ke pasar Wuhan lainnya, di mana garis keturunan SARS-CoV-2 yang terpisah juga terdeteksi, meningkatkan kemungkinan bahwa limpahan terjadi jauh lebih awal, mungkin melalui perdagangan satwa liar.
Petugas keamanan berjaga di depan pasar saat tim WHO penyelidik asal-usul virus corona mengunjungi pasar makanan laut Huanan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Ahad, 31 Januari 2021. Tim WHO berencana mengunjungi pasar Huanan dan Institut Virologi Wuhan. REUTERS/Thomas Peter
Sebuah studi bersama WHO-Cina yang diterbitkan pada akhir Maret mengatakan tidak ada laporan terverifikasi bahwa mamalia hidup dijual di pasar Huanan pada 2019, meskipun menambahkan bahwa ada bukti bahwa mamalia hidup pernah dijual di sana di masa lalu.
Meskipun ada spekulasi bahwa SARS-CoV-2 bisa saja bocor dari laboratorium Wuhan yang mempelajari virus corona, masih diyakini secara luas virus berasal dari kelelawar, dengan kecocokan alami terdekat ditemukan di sebuah gua di Yunnan.
Studi bersama WHO-Cina mengatakan kemungkinan besar virus menular melalui spesies perantara, dengan trenggiling sering diidentifikasi sebagai kandidat yang mungkin.
Makalah baru, yang ditulis oleh para peneliti dari Cina, Inggris dan Kanada, mengatakan tidak ada bukti bahwa kelelawar atau trenggiling hidup dijual di Wuhan, tetapi cerpelai, anjing rakun, tupai, dan rubah semuanya tersedia.
Setelah wabah Covid-19 pertama muncul di Wuhan, Cina menindak perdagangan satwa liar dan menutup pasar dan fasilitas penangkaran, meskipun masih memungkinkan beberapa hewan dipelihara untuk diambil bulunya atau pengobatan tradisional Cina.
Baca juga: WHO: Kami Tak Bisa Memaksa Cina Serahkan Info Asal COVID-19
REUTERS