TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, berupaya keras meratakan distribusi vaksin COVID-19. Perkembangan terbaru, WHO meminta manufaktur-manufaktur vaksin COVID-19 untuk memprioritaskan 50 persen volume produksinya untuk COVAX. Harapan WHO, hal itu bisa menggenjot kampanye vaksinasi di negara-negara berkembang.
"Manufaktur perlu mengarahkan perhatian mereka terhadap fasilitas COVAX.., Saya meminta manufaktur berkomitmen menyerahkan 50 persen dari volume vaksin mereka ke COVAX," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 8 Juni 2021.
Ghebreyesus menjelaskan, permintaan tersebut ia sampaikan karena realitanya mayoritas suplai vaksin COVID-19 masih dikuasai negara-negara besar. Di sisi lain, negara-negara besar tidak mendonasikan surplus yang mereka punya untuk menolong kelompok prioritas di negara berkembang, tetapi malah menggelar vaksinasi anak.
Menurut Ghebreyesus, apa yang seharusnya terjadi adalah suplai vaksin COVID-19 diutamakan untuk kelompok-kelompok prioritas dulu di seluruh negara. Itulah kenapa ia berharap negara-negara dengan vaksin COVID-19 berlebih mau menyumbangkan surplus mereka ke negara-negara berkembang.
Sebuah pesawat Angkatan Udara A.S. terlihat di landasan setelah mendarat dengan membawa sejumlah pasokan bantuan untuk warga India yang terinfeksi COVID-19 dari Amerika Serikat di terminal kargo Bandara Internasional Indira Gandhi di New Delhi, India, 30 April 2021. Prakash Singh/Pool via REUTERS
Target WHO, kata Tedros, 10 persen dari populasi dunia sudah divaksin per September 2021 dan 30 persen pada Desember 2021. Untuk mencapai hal itu, Tedros mengatakan diperlukan setidaknya 100 juta dosis di bulan Juni dan Juli.
"Negara anggota G7 akan bertemu pekan ini (soal COVID-19). Negara-negara ini memiliki kemampuan untuk mencapai target itu. Saya minta G7 tidak hanya berkomitmen membagi vaksin COVID-19, tetapi membaginya Juni dan Juli ini," ujarnya.
Per berita ini ditulis, baru Amerika yang sudah memastikan bakal membantu meratakan distribusi vaksin COVID-19. Kamis pekan lalu, Presiden Joe Biden mengungkapkan Amerika memiliki 80 juta dosis surplus yang siap dibagikan ke negara-negara lain. Dari 80 juta dosis tersebut, 25 juta dosis akan dikirimkan bulan ini via COVAX.
COVAX sendiri sudah mendistribusikan 80 juta dosis ke 129 negara. Namun, angka tersebut tertinggal 200 juta dosis dari target WHO.
Tidak sembarang vaksin bisa didonasikan ke COVAX. Vaksin COVID-19 itu harus mendapat pengesahan dari WHO dulu. Adapun vaksin yang sudah mendapat pengesahan dari WHO adalah AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, Pfizer - BioNTech, Sinopharm, dan Sinovac. Dari nama-nama itu, AstraZeneca mewakili 97 persen dosis yang didistribusikan.
Baca juga: Boris Johnson Minta Negara G7 Rampung Vaksinasi Seluruh Dunia Per 2022
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA