TEMPO.CO, Jakarta - Hiroshi Oshitani, ahli virologis (virus) dan penasehat pemerintah, memperingatkan risiko penyebaran wabah virus corona selama Olimpiade Tokyo. Oshitani menyarankan masyarakat agar menghindari tempat-tempat yang tertutup, penuh sesak dan situasi close contact.
Peringatan Oshitani itu dipublikasi oleh surat kabar Times of London pada Selasa, 8 Juni 2021. Itu adalah peringatan yang disampaikan oleh seorang penasehat tinggi di jepang terkait pelaksanaan pesta olahraga dunia, Olimpiade Tokyo.
Pengunjung yang mengenakan masker pelindung, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), naik eskalator di pusat pameran di Tokyo, Jepang, 13 Januari 2021. [REUTERS / Kim Kyung-Hoon]
Oshitani adalah profesor dari Universtias Tohoku, yang juga arsitek ‘Tiga Cs’, yakni sebuah pendekatan untuk menghindari penularan Covid-19.
“Pemerintah dan Komite pelaksanaan Olimpiade, termasuk Komite Internasional Olimpiade, terus mengatakan mereka akan menyelenggarakan Olimpiade yang aman. Namun semua orang tahu risikonya. Mustahil 100 persen menyelenggarakan Olimpiade dengan nol risiko penyebaran infeksi virus corona di Jepang dan negara lain pasca-Olimpiade,” kata Oshitani.
Menurut Oshitani, ada sejumlah negara yang tidak punya banyak kasus infeksi virus corona dan banyak pula negara di dunia yang belum punya kasus varian baru Covid-19. Dengan begitu, Olimpiade Tokyo tidak seharusnya menjadi ‘kesempatan’ untuk menyebarkan virus corona ke negara-negara lain.
Olimpiade Tokyo, yang seharusnya diselenggarakan pada tahun lalu, sudah ditunda gara-gara pandemi Covid-19. Rencana saat ini, pesta olahraga paling bergengsi itu akan diselenggarakan pada 23 Juli 2021 tanpa kehadiran penonton.
Sejauh ini Olimpiade tetap akan diselenggarakan kendati masyarakat Jepang waswas even olahraga terbesar itu akan menyebarkan wabah virus corona dan membuat sistem kesehatan di Jepang terseok-seok.
Di Jepang ada 760 ribu kasus infeksi virus corona. Dari jumlah itu, 13.500 pasien Covid-19 berakhir dengan kematian. Ibu Kota Tokyo dan beberapa wilayah lain di Jepang sudah berstatus waspada Covid-19 setelah gelombang keempat wabah virus corona menghantam Jepang dan membuat rumah sakit-rumah sakit kelelahan.
Baca juga: Survei: 50 Persen Responden Yakin Olimpiade Tokyo Tetap Digelar
Sumber: Reuters