TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Kehakiman AS pada hari Senin mengusulkan aturan untuk menindak aksesoris senjata api yang dapat digunakan untuk mengubah pistol menjadi senapan serbu, dan merilis model undang-undang untuk membantu negara bagian mencegah senjata api agar tidak jatuh ke tangan orang yang menderita masalah kejiwaan.
Kedua tindakan itu adalah bagian dari serangkaian langkah yang sebelumnya dijanjikan oleh pemerintah Joe Biden, karena penembakan massal terus melanda Amerika Serikat. Pada tahun 2021 saja, AS telah mengalami 254 penembakan massal, menurut data yang dikumpulkan oleh Gun Violence Archive.
"Departemen Kehakiman bertekad untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi korban tragis kekerasan senjata di masyarakat kita," kata Jaksa Agung Merrick Garland, dikutip dari Reuters, 8 Juni 2021.
Senapan serbu AR-15 ditampilkan untuk dijual di pameran senjata api Guntoberfest di Oaks, Pennsylvania, AS, 6 Oktober 2017. [REUTERS/Joshua Roberts]
Aturan yang diusulkan yang dirilis pada Senin akan mengatur aksesoris senjata yang disebut stabilizing braces, yang dapat digunakan untuk mengubah pistol menjadi senapan serbu otomatis, di bawah Undang-Undang Senjata Api Nasional federal. Departemen Kehakiman mengatakan prihatin bahwa orang dapat membelinya tanpa melalui pemeriksaan latar belakang dan tanpa harus mematuhi persyaratan pendaftaran apa pun.
Departemen Kehakiman sebelumnya meluncurkan proposal terpisah untuk mengatur apa yang disebut senjata hantu, senjata yang dapat dirakit sendiri di rumah, dan yang juga memungkinkan orang untuk mengabaikan peraturan federal tentang pengendalian senjata api.
Baca juga: Hakim Federal Batalkan Larangan Kepemilikan Senjata Serbu di California
REUTERS