TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswa SMA North Carolina tidak diberikan ijazah karena mengenakan bendera Meksiko di atas jubah toganya saat upacara wisuda.
Ever Lopez mengenakan bendera Meksiko di atas jubah toga birunya di upacara kelulusan SMA Asheboro Kamis malam.
Rekaman video yang disiarkan langsung dari upacara menunjukkan kepala sekolah memintanya untuk melepas bendera. Setelah kepala sekolah tidak berhasil membujuknya melepas bendera, ia menyerahkan map ijazahnya, yang juga diterima oleh siswa lain. Tapi setelah berjalan melintasi panggung, dia tidak diberi ijazah asli.
"Ketika saya sampai di sana saya berjalan untuk berjabat tangan dan saya tidak memikirkan apa-apa dan saya mendengar dia berkata, 'Kamu tidak bisa memakai itu.' Dan saya kaget dan bingung. Saya seperti, 'Apa?' Dia seperti, 'Bendera. Kamu tidak bisa memakainya'," cerita Lopez kepada ABC News, dikutip 6 Juni 2021.
Sontak penahanan ijazah itu memicu kemarahan di luar sivitas sekolah pada Jumat.
My Twitter people make this go viral. Principle “Mrs. Penny Crooks” denied my cousin his diploma for causing a “disturbance” to the graduation ceremony. pic.twitter.com/7HfKzNGdJ3
— Adolfo Hurtado (@dolfoohurtado) June 4, 2021
Pejabat sekolah Asheboro membela keputusan untuk menahan ijazah Lopez, dengan mengatakan bahwa mengenakan bendera dalam bentuk apa pun adalah pelanggaran aturan berpakaian.
"Inti masalahnya adalah fakta bahwa siswa tersebut tidak mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan untuk acara tersebut dan mengurangi pentingnya dan kekhidmatan upacara tersebut," kata pejabat dalam salah satu dari dua pernyataan yang dirilis, NPR melaporkan.
"Kode berpakaian kami ada untuk memastikan martabat acara ditegakkan dan adil bagi semua siswa," katanya.
Dalam pernyataan terpisah, para pejabat mengatakan mereka berdiskusi bersama untuk menyelesaikan masalah ini dengan siswa dan keluarganya sehingga dia akan menerima diploma dari SMA Asheboro.
"Dia telah bekerja sangat keras dan kami memuji dia atas pencapaian luar biasa ini," kata pernyataan itu.
Video itu juga menunjukan siswa lain yang mengenakan bendera Meksiko di topi toganya. Pernyataan itu mengatakan bahwa dekorasi di topi toga adalah penyimpangan yang dapat diterima dari topi dan gaun regalia standar.
"Sayangnya, kami sekarang akan mengevaluasi kembali keputusan itu untuk kelas senior di masa depan mengingat situasinya," kata pernyataan sekolah.
"Insiden ini bukan tentang bendera Meksiko. Siswa didorong untuk mengekspresikan identitas mereka dengan menghias toga mereka. Sejumlah siswa mengikuti protokol dan meminta bendera Meksiko dan representasi lainnya ditampilkan dengan tepat selama upacara," lanjut sekolah.
Lopez mengatakan dia mengenakan bendera itu untuk menghormati keluarganya karena dia yang pertama lulus dari sekolah menengah di keluarga dekatnya.
"Itu berarti segalanya bagi saya," kata Lopez kepada ABC News tentang mengenakan bendera Meksiko.
"Orang tua saya, seluruh keluarga saya, berasal dari sana. Saya melakukannya untuk mereka karena mereka memiliki masa kecil yang sulit; mereka tidak mendapatkan beasiswa yang saya dapatkan, atau mereka tidak dapat bersekolah seperti saya. Jadi ... mewakili bendera saya dan mendapatkan ijazah sangat penting bagi saya karena pada dasarnya saya melakukannya untuk keluarga saya."
Lopez mengatakan sekolah memintanya untuk meminta maaf sebagai syarat menerima ijazahnya.
"Saya tidak tahu mengapa saya harus meminta maaf...karena saya tidak melakukan kesalahan apa pun," kata Lopez.
Lopez mengatakan tidak ada dari sekolah yang pernah membahas bahwa membawa bendera dilarang saat wisuda.
Pada hari Jumat, sekelompok sekitar 30 orang berkumpul di luar sekolah menengah untuk menunjukkan dukungan kepada Lopez, menuntut dia menerima diploma. Sebuah petisi online juga telah mengumpulkan lebih dari 73.000 tanda tangan pada Sabtu sore.
Hingga berita ini ditayangkan, Lopez belum menerima ijazah aslinya.
Baca juga: Dituduh Manipulasi Ijazah S2, Menteri Kesehatan Spanyol Mundur
ABC NEWS | NPR