TEMPO.CO, Jakarta - Thailand waswas dengan kekerasan yang terjadi di beberapa wilayah di Myanmar dan tak sabar ingin melihat dijalankannya sejumlah langkah yang sudah disepakati oleh para pemimpin ASEAN dengan militer Junta.
“Kami mengikuti perkembangan di Myanmar dengan ketat. Kami menyimpan banyak kekhawatiran khususnya kekerasan di beberapa wilayah di Myanmar,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Myanmar, Tanee Sangrat.
Ban terbakar di jalan saat protes terhadap kudeta militer berlanjut, di Mandalay, Myanmar 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Militer Myanmar tidak menunjukkan upaya signifikan terhadap lima konsesnsus yang disepakati dengan negara-negara anggota ASEAN pada April 2021 lalu. Salah satu konsensus itu adalah mengakhiri kekerasan, digelarnya perundingan politik dan menunjuk seorang utusan khusus.
Tanee menyerukan lagi agar kekerasan di Myanmar dihentikan, semua tahanan politik dibebaskan dan lima poin konsensus yang sudah disepakati segera dijalankan.
Militer Junta gagal memegang kendali setelah merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021 dari pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Suu Kyi sekarang berada di antara 4.500 orang yang di tahan oleh militer Myanmar sejak kudeta militer terjadi.
Sebuah kelompok HAM menyebut unjuk rasa melawan kudeta militer di Myanmar telah menewaskan 47 orang. Namun Angkatan Darat Myanmar menolak angka tersebut.
Sementara itu, unjuk rasa harian melawan militer Myanmar ada yang telah berubah menjadi pemberontakan bersenjata. Konflik etnis di Myanmar pun berkecamuk lagi.
Kubu oposisi di Myanmar telah menyuarakan rasa frustrasi karena kurangnya tindakan tegas dari ASEAN dan menyebut pertemuan militer Junta dengan dua wakil ASEAN pada Jumat kemarin, 4 Juni 2021, hanya memberikan legitimasi yang lebih besar pada Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing.
Thailand berbagi wilayah perbatasan dengan Myanmar. Negeri Gajah Putih itu waswas konflik di Myanmar bisa menimbulkan dampak gelombang pengungsi ke Thailand.
Baca juga: Min Aung Hlaing: Aung San Suu Kyi Sehat dan Sudah Berada di Rumah
Sumber: Reuters