TEMPO.CO, Jakarta - Direktur lembaga bantuan PBB yang menangani pengungsi Palestina telah dipanggil untuk berkonsultasi dengan atasannya di Yerusalem setelah komentar membela serangan Israel yang membuat marah warga Palestina.
Warga Palestina memprotes komentar Direktur UNRWA Gaza Matthias Schmale dalam sebuah wawancara dengan televisi N12 Israel pada 22 Mei, di mana dia mengatakan dia tidak membantah pernyataan Israel bahwa serangan udaranya "tepat".
Sebelas hari konflik antara Israel dan Hamas meletus pada 10 Mei. Lebih dari 250 warga Palestina tewas dalam ratusan serangan udara Israel di Gaza. Lebih dari 4.000 roket, banyak yang dicegat, ditembakkan oleh gerilyawan Gaza menewaskan 13 orang di Israel.
Dalam wawancara dengan Channel 12, Schmale ditanya tentang pernyataan IDF bahwa serangan militernya sangat tepat. "Saya bukan ahli militer tetapi saya tidak akan membantahnya. Saya juga mendapat kesan bahwa ada kecanggihan besar dalam cara militer Israel menyerang selama 11 hari terakhir," kata Schmale, dikutip dari Times of Israel.
Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai daerah kantong itu telah mengejek Schmale sebagai "juru bicara militer Israel".
Tim penyelamat membawa Suzy Eshkuntana, 6 tahun, saat mereka menariknya dari puing-puing bangunan di lokasi serangan udara Israel, di Kota Gaza 16 Mei 2021. [REUTERS / Mohammed Salem]
Schmale, yang berbasis di Gaza, telah meminta maaf atas pernyataannya di mana dia mengomentari keganasan serangan udara dan berkata: "... presisi ada di sana tetapi ada korban jiwa yang tidak dapat diterima dan tak tertahankan di pihak sipil".
Dikutip dari Reuters, 3 Juni 2021, Sami Mshasha, juru bicara UNRWA di Yerusalem, mengatakan pada hari Rabu Schmale dan wakilnya telah dipanggil untuk konsultasi dan diskusi di markas Yerusalem mengenai perkembangan terakhir di Gaza.
Pejabat lain mengatakan kepada Reuters bahwa Wakil Komisaris Jenderal Leni Stenseth untuk sementara akan memimpin tim Gaza.
UNRWA menyediakan layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kepada sekitar 5,7 juta pengungsi Palestina yang terdaftar di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan Suriah.
"Dalam beberapa minggu mendatang, UNRWA akan meninjau mekanisme tanggap darurat di Gaza untuk menentukan pelajaran dan kesimpulan untuk meningkatkan respons dan kinerja UNRWA selama masa krisis dan darurat," kata Mshasha.
Dalam sebuah pernyataan pada 25 Mei, Schmale mengatakan dalam permintaan maaf: "Tidak ada pembenaran apapun untuk membunuh warga sipil."
"Ketepatan dan kecanggihan militer tidak pernah menjadi pembenaran untuk perang," katanya.
Kementerian luar negeri Israel mengatakan pasukannya bertindak sesuai dengan hukum internasional dan mengklaim serangan udara untuk membela warga Israel dari tembakan roket Hamas. Faktanya, serangan Israel telah menewaskan banyak 63 anak-anak Palestina, menghancurkan gedung media, dan pusat kesehatan di Gaza.
Baca juga: Warga Palestina Khawatir Dengan Calon PM Israel yang Baru
REUTERS | TIMES OF ISRAEL