TEMPO.CO, Jakarta - Cathay Pacific Airways Ltd Hong Kong telah kembali merekrut pilot yang memiliki hak tinggal di Hong Kong sebagai bagian dari perencanaan jangka menengah hingga panjang, kata maskapai pada Selasa, meski banyak armadanya didaratkan karena pandemi Covid-19.
Upaya rekrutmen pilot baru Cathay Pacific Airways, termasuk iklan online untuk perwira pertama dan kedua, pertama kali dilaporkan oleh surat kabar South China Morning Post.
Langkah itu, yang terjadi hanya beberapa minggu setelah Cathay mengatakan akan menutup markas pilot di Kanada. Rekrutmen pilot juga diumumkan beberapa jam sebelum maskapai pada Selasa malam mengatakan akan melanjutkan rencana menutup markas pilot di Australia, sebagai strategi jangka panjang mengurangi banyak pilot ekspatriat.
Tahun lalu Cathay menutup cabang regionalnya Cathay Dragon, membuat ratusan pilot kehilangan pekerjaan, banyak dari mereka adalah warga negara dan penduduk tetap di Hong Kong.
"Meskipun kami masih belum melihat tanda-tanda pertumbuhan yang berarti dan langsung, perekrutan yang kami lakukan pada tahap ini adalah tentang perencanaan ke depan," kata Cathay dalam, dikutip dari Reuters, 2 Juni 2021.
"Kami akan merekrut talenta berkualitas yang sudah berada di Hong Kong dan memiliki hak untuk tinggal dan bekerja di sini," katanya.
Ekspatriat bisa mendapatkan tempat tinggal permanen setelah tujuh tahun di Hong Kong.
Pilot Cathay dengan visa kerja sementara telah menerima pembaruan yang lebih pendek dari biasanya sejak penutupan Cathay Dragon, kata dua sumber.
Maskapai tersebut mengatakan telah mendukung setiap permohonan perpanjangan visa dan secara aktif menindaklanjuti status mereka dengan Departemen Imigrasi Hong Kong.
Sebagian besar maskapai penerbangan hanya mempekerjakan penduduk lokal dan penduduk tetap, tetapi Cathay, seperti banyak maskapai besar Timur Tengah, biasanya sangat bergantung pada pilot asing.
Namun, tahun lalu Cathay membuat pilotnya yang berbasis di Hong Kong menyetujui pemotongan gaji permanen untuk mempertahankan pekerjaan mereka, sehingga membuat tinggal di kota yang mahal menjadi tawaran yang kurang menarik.
Cathay Pacific Airways, yang tidak memiliki pasar domestik pada saat perbatasan internasional sebagian besar ditutup, melaporkan penurunan 99,3% dalam jumlah penumpang April, dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi pada April 2019.
Baca juga: Cathay Pacific Diprediksi Telan Kerugian Terbesar dalam Sejarah
REUTERS