TEMPO.CO, Jakarta - Mafia Italia asal Sisilia, Giovanni Brusca (64), akhirnya bisa menghirup udara bebas. Dikutip dari kantor berita Reuters, pelaku pengeboman terhadap hakim Giovanni Falcone itu bebas setelah menjalani hukuman penjara selama 25 tahun.
Pembebasan pria berjulukan "Pembantai Manusia" tersebut tak ayal mendapat respon negatif dari keluarga korban Brusca dan politisi Italia. Menurut mereka, Brusca seharusnya dipenjara seumur hidup karena banyaknya orang yang ia bunuh. Menurut pengakuan Brusca sendiri, ia telah membunuh 100 orang, tak terkecuali polisi dan anak dari informan mafia.
"Ini bukanlah bentuk keadilan yang pantas diterima Italia," ujar politisi sayap kanan Italia, Matteo Salvini, Selasa, 1 Juni 2021.
Adapun bebasnya Brusca, menurut laporan Reuters, adalah bagian dari kesepakatan hukum yang ia buat dengan aparat. Sebagai ganti keringanan hukum, Brusca harus membantu Kejaksaan menyasar kolega-koleganya di organisasi Cosa Nostra.
Kejaksaan secara spesifik mengincar anggota-anggota Cosa Nostra yang terlibat dalam berbagai aksi pembunuhan dan penyerangan di periode 80an dan 90an. Menurut mereka, Brusca dengan reputasinya yang mengerikan adalah aset untuk membongkar kasus-kasus tersebut.
"Terlepas adanya anggapan-anggapan berbagai pihak sola kejahatan yang pernah ia lakukan dulu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia sudah berkolaborasi. Jangan lupa, dia juga yang memberi kami info soal pengeboman-pengboman di Sisilia dan Italia daratan," ujar Kepala Jaksa Anti-Mafia, Federico Cafiero De Raho.
Sebagai catatan, Brusca bebas secarea bersyarat. Selama empat tahun ke depan, ia wajib melapor kepada Kepolisian untuk membuktikan dirinya tak akan berulah lagi ataupun kembali menjadi Pembantai Manusia.
Baca juga: Mafia Disebut Ambil Untung dari Wabah Virus Corona di Italia
ISTMAN MP | REUTERS