Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar: Perlu ada Insentif dari Cina Untuk Dukung Kebijakan Tiga Anak

image-gnews
Anak-anak melihat serangga saat mengunjungi Museum Entomologi Shanghai di Shanghai, Cina, 24 Agustus 2020. Selama Festival Sains Shanghai yang berlangsung dari 23-29 Agustus, Museum Entomologi Shanghai akan menyuguhkan siaran langsung daring (livestreaming) tentang sains, pengalaman interaktif, dan berbagai kegiatan bertema lainnya kepada publik. Xinhua/Zhang Jiansong
Anak-anak melihat serangga saat mengunjungi Museum Entomologi Shanghai di Shanghai, Cina, 24 Agustus 2020. Selama Festival Sains Shanghai yang berlangsung dari 23-29 Agustus, Museum Entomologi Shanghai akan menyuguhkan siaran langsung daring (livestreaming) tentang sains, pengalaman interaktif, dan berbagai kegiatan bertema lainnya kepada publik. Xinhua/Zhang Jiansong
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para pakar menyarankan Cina menyiapkan insentif untuk mendukung kebijakan tiga anaknya. Menurut mereka, jika kebijakan tersebut tidak diikuti insentif atau kebijakan pendukung, maka warga diragukan akan berani untuk memiliki tiga anak.

Salah satu pakar yang mengusulkan hal tersebut adalah James Liang, ekonom dari Sekolah Ekonomi Universitas Peking. Menurutnya, Cina harus berani menggunakan sebagian PDB-nya sebagai stimulus atau insentif bagi warga agar mereka berani mengikuti pelonggaran Keluarga Berencana (KB) yang baru saja diberlakukan Cina.

"Cina perlu menggunakan 5 persen dari PDB-nya dalam bentuk bantuan tunai, keringanan pajak, subsidi rumah, tempat penitipan anak, dan insentif-lainnya untuk mengangkat angka kelahiran (dari 1,3) menjadi 1,6 (per perempuan)," ujar James Liang, dikutip dari Reuters, Selasa, 1 Juni 2021.

Liang melanjutkan, angka lima persen PDB tidaklah berlebihan untuk negara semaju Cina. Ia berkata, negara-negara berkembang rata-rata menggunakan satu hingga empat persen PDB-nya untuk insentif atau pendukung program KB.

Adapun dari sekian banyak insentif yang ia usulkan, Liang mengatakan subsidi harga rumah sebagai salah satu hal yang paling membantu. Terutama, untuk rumah-rumah di daerah perkotaan di mana sulit mencari hunian yang cukup untuk tiga anak dengan harga terjangkau.

"Jika Pemerintah Daerah bisa memberikan diskon untuk pasangan yang memiliki dua atau tiga anak, itu sangat membantu," ujarnya.

Seorang guru membantu murid-muridnya belajar tentang tanaman di sebuah taman kanak-kanak di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 2 September 2020. Taman kanak-kanak tersebut menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk menghargai makanan sejak usia dini dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik. Xinhua/Chen Zeguo

Pakar lainnya, Yi Fuxian dari University of Wisconsin, mengatakan Cina bisa meniru kebijakan KB Jepang. Di negeri matahari terbit itu, pemerintah memberikan layanan kesehatan dan pendidikan anak gratis. Selain itu, mereka juga mensubsidi harga rumah. Efeknya, kata Fuxian, angka kelahiran naik dari 1,26 menjadi 1,45 pada periode 2005-2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Namun, memiliki satu anak atau tidak sama sekali sudah menjadi kebiasaan di Cina. Kondisi ekonomi dan sosial mendukung kebijakan satu anak, jadi efeknya masih terasa di kalangan warga," ujar Fuxian menanggapi kebijakan tiga anak Cina.

Media pendukung Pemerintah Cina, Global Times, mengakui tantangan-tantangan yang disebutkan para pakar. Media yang dikelola Partai Komunis Cina itu mengatakan ada banyak faktor yang membuat warga ragu untuk memiliki anak lebih dari satu, apalagi dua.

"Tantangan lainnya adalah pandangan soal memiliki anak dan nilai-nilai kekeluargaan yang berkembang di masyarakat. Perubahan pada hal itu sama pentingnya dengan membentuk ekspektasi baru soal keluarga yang bahagia," ujar editorial Global Times.

Diberitakan sebelumnya, Cina kembali melonggarkan kebijakan KB-nya karena mendapati angka kelahiran tidak meningkat. Mereka khawatir jika hal tersebut terus berlanjut, maka tidak akan ada bonus demografi di mana kelompok usia produktif lebih banyak dibanding non-produktif. Administrasi Presiden Xi Jinping janji bakal ada kebijakan pendukung, namun belum jelas bentuknya.

Baca juga: Keluarga Berencana Tiga Anak Jadi Tumpuan Cina Mengentas Penurunan Populasi

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

29 menit lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

8 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

9 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

18 jam lalu

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

1 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

1 hari lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.