Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akademisi dan Ekonom Skeptis Menanggapi Kebijakan Tiga Anak di Cina

image-gnews
Petugas medis melakukan senam bersama pasien anak-anak yang terjangkit virus Corona di salah satu rumah sakit di Wuhan, Cina, 1 Maret 2020. Sekelompok petugas medis bahkan mengambil jam kerja ekstra untuk berolahraga hingga belajar bersama pasien anak. Youtube
Petugas medis melakukan senam bersama pasien anak-anak yang terjangkit virus Corona di salah satu rumah sakit di Wuhan, Cina, 1 Maret 2020. Sekelompok petugas medis bahkan mengambil jam kerja ekstra untuk berolahraga hingga belajar bersama pasien anak. Youtube
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya warga saja yang kurang antusias menanggapi pelonggaran kebijakan Keluarga Berencana (KB) Cina. Ekonom dan akademisi memberikan reaksi serupa. Mereka ragu kebijakan yang memperbolehkan satu pasangan memiliki tiga anak tersebut bakal meningkatkan angka kelahiran di Cina.

Sebagian besar sepakat bahwa problem dari rendahnya angka kelahiran di Cina lebih ke masalah ekonomi dibanding rumah tangga. Mereka berkata, mayoritas warga Cina ragu bisa menghidupi dua anak, alih-alih tiga. Oleh karenanya, mereka ragu bakal ada warga yang terpikir atau mau untuk memiliki tiga anak meskipun diperbolehkan.

Salah satu yang beranggapan seperti itu adalah Hao Zhou, ekonom senior dari Commerzbank. Ia berkata, jika KB dilonggarkan menjadi tiga anak bisa meningkatkan angka kelahiran, maka hal itu seharusnya sudah terjadi sejak 2016. Pada 2016, Cina melonggarkan kebijakan satu anak per keluarga menjadi dua anak.

"Lagipula, siapa yang mau punya tiga anak? Pasangan muda saja maksimal hanya sanggup dua anak. Isu mendasarnya adalah biaya dan tekanan hidup yang terlalu tinggi," ujar Zhou, dikutip dari Reuters, Senin, 31 Mei 2021.

Hal senada disampaikan oleh Li Yifei, sosiolog dari NYU Shanghai. Ia berkata, untuk satu anak saja, ada banyak hal yang harus dipikirkan oleh orang tua. Hal itu mulai dari pendidikan, ekstrakurikuler, makanan, liburan, dan masih banyak lagi. Tidak semua orang tua, kata ia, mampu menghadapi beban-beban tersebut dikali tiga saat biaya hidup tengah tinggi-tingginya.

Seorang guru membantu murid-muridnya belajar tentang tanaman di sebuah taman kanak-kanak di Changsha, Provinsi Hunan, Cina, 2 September 2020. Taman kanak-kanak tersebut menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk menghargai makanan sejak usia dini dan membantu mereka membentuk kebiasaan makan yang baik. Xinhua/Chen Zeguo

Jika administrasi Presiden Xi Jinping serius dengan kebijakan barunya, Li Yifei menyarankan mereka untuk mempersiapkan bantuan kesejahteraan dan sosial. Menurutnya, hal itu yang bakal menyakinkan warga untuk mempertimbangkan punya tiga anak.

"Tantangannya sungguh banyak dan membutuhkan koordinasi yang matang di berbagai kebijakan untuk menyakinkan warga. Tidak bijak mengharapkan warga langsung merespon kebijakan baru secara positif bak robot," ujar Yifei.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Ye Liu selaku sosiolog dari King's College London menyatakan ada tiga tantangan yang perlu dipertimbangkan pemerintah jika ingin kebijakan barunya sukses. Ketiganya adalah biaya membesarkan anak, diskriminasi terhadap ibu hamil di lingkungan pekerjaan, serta minimnya perlindungan terhadap kesejahteraan anak di berbagai industri.

"Fakta di lapangan, tidak ada kebijakan konkrit yang merespon tantangan-tantangan di mana mencegah perempuan untuk (menimbang) memiliki anak," ujar Liu.

Sebagai catatan, Cina memiliki populasi sebesar 1,39 miliar jiwa per 2020. Angka kelahiran rata-rata menunjukkan 1,3 anak per satu perempuan di Cina. Rendahnya angka kelahiran didukung survei terbaru Xinhua yang menunjukkan bahwa mayoritas warga tidak pernah terpikir untuk memiliki anak hingga tiga.

"Saya bersedia untuk memiliki tiga anak apabila pemerintah memberikan saya 5 Juta Yuan Cina (Rp11 miliar)," ujar salah satu warga Cina di media sosial Weibo, menanggapi kebijakan keluarga berencana yang baru. 

Baca juga: Mayoritas Warga Cina Tidak Terpikir Punya Tiga Anak Meskipun Diperbolehkan

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

19 jam lalu

Pasangan laba-laba kepiting (Thomisus spp) diduga berkamuflase di antara bunga Hoya pandurata. Esajournals.onlinelibrary.wiley.com
Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

Satu spesies laba-laba yang ditemukan di Cina diduga telah berevolusi hingga pejantan dan betina bisa berpasangan menyerupai rupa bunga.


Cina Akan Larang Chip Intel dan AMD di Komputer Kantor Pemerintahan

1 hari lalu

Advanced Micro Devices (AMD) chip. AP/Paul Sakuma
Cina Akan Larang Chip Intel dan AMD di Komputer Kantor Pemerintahan

Sebelumnya, Amerika Serikat pertimbangkan tambah daftar perusahaan chip Cina dalam Entity List.


Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

1 hari lalu

Ilustrasi drone. Efrem Lukatsky/Pool via REUTERS
Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Kongres Drone Dunia ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24-26 Mei 2024


Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

1 hari lalu

Jaringan toko serba ada KK Super Mart. (Foto: Facebook/KK Super Mart)
Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

Beberapa pasang kaus kaki bertuliskan "Allah" dijual di salah satu toko KK Super Mart, sehingga memicu kemarahan publik Malaysia


Jepang Tertarik Kembangkan Proyek untuk IKN, dari Lift hingga Teknologi Smart City

1 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Jepang Tertarik Kembangkan Proyek untuk IKN, dari Lift hingga Teknologi Smart City

Jepang telah menyampaikan 25 surat pernyataan niat untuk kerja sama pembangunan di IKN.


Dua Modus Penyelundupan Narkoba Digagalkan Polisi: Pakai Stoples Minuman Energi hingga Botol Sampo

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi (kiri), Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Hengki (kanan) pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Dua Modus Penyelundupan Narkoba Digagalkan Polisi: Pakai Stoples Minuman Energi hingga Botol Sampo

Polda Metro Jaya menggagalkan penyelundupan narkoba yang melibatkan jaringan internasional asal Cina dan Portugal.


Polisi Ungkap Modus Penyelundupan Narkoba Asal Cina Melalui Minuman Energi

2 hari lalu

Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Hengki pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Ungkap Modus Penyelundupan Narkoba Asal Cina Melalui Minuman Energi

Aparat kepolisian masih mengejar satu orang DPO berinisial LQX yang berperan sebagai pengendali penyelundupan narkoba jenis ekstasi serbuk itu.


Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

2 hari lalu

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.


Cina Dukung Rancangan Resolusi Baru Dewan Keamanan PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Wakil Tetap Tiongkok untuk Duta Besar PBB Zhang Jun berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, yang diserukan oleh Rusia sebagai tanggapan atas serangan udara Amerika Serikat baru-baru ini di Irak dan Suriah, di markas besar PBB di New York, New York , AS, 05 Februari 2024. Amerika Serikat melancarkan serangan menyusul serangan pesawat tak berawak baru-baru ini terhadap pangkalan AS di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS. EPA-EFE/EDUARDO MUNOZ
Cina Dukung Rancangan Resolusi Baru Dewan Keamanan PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

Cina mendukung rancangan resolusi baru di Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata "segera" di Gaza.


Dewan Keamanan PBB Kembali Voting Soal Gencatan Senjata di Gaza, AS Dibujuk Tidak Veto Lagi?

2 hari lalu

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang penerapan Pasal 99 piagam PBB untuk mengatasi krisis kemanusiaan di tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di markas besar PBB di New York City, AS, 8 Desember 2023. REUTERS/Shannon Stapleton
Dewan Keamanan PBB Kembali Voting Soal Gencatan Senjata di Gaza, AS Dibujuk Tidak Veto Lagi?

Resolusi Dewan Keamanan PBB soal gencatan senjata di Gaza dikerjakan bersama dengan Amerika Serikat untuk menghindari veto