TEMPO.CO, Jakarta - Menteri urusan Vaksin Inggris Nadhim Zahawi pada Minggu, 30 Mei 2021, mengumumkan keputusan akhir untuk mencabut kebijakan lockdown di Inggris akan tetap berdasarkan pada data. Sebelumnya, Inggris berencana mencabut lockdown pada 21 Juni 2021.
Zahawi mengatakan data yang akan dinilai pihaknya adalah angka infeksi virus corona, jumlah pasien Covid-19 yang di rawat di rumah sakit, seberapa besar orang yang sudah disuntik vaksin virus corona dan pertimbangan varian baru Covid-19.
“Kami akan memperlihatkan bukti yang diperoleh negara pada 14 Juni mendatang untuk menjelaskan secara pasti berapa angka infeksi, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat dan sedihnya, tentu saja jumlah kematian akibat Covid-19,” kata Zahawi.
Perawat, staf, dan sukarelawan berpose di luar Rumah Sakit Guy dan St Thomas dengan makanan yang dikirim oleh sukarelawan ketika penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) berlanjut, di London, Inggris, 23 Maret 2020. [REUTERS / Dylan Martinez]
Menurutnya, Inggris harus berhati-hati. Sebab data-data yang masuk harus diperhatikan dan diperlihatkan kepada masyarakat.
Sebelumnya pada Kamis, 27 Mei 2021, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan Inggris mungkin harus menunggu lebih lama sebelum aturan pencegahan penyebaran wabah virus corona sepenuhnya dicabut. Pasalnya, varian baru Covid-19 dari India menyebar dengan cepat di Inggris.
Perdana Menteri Johnson sebelumnya sudah membuat rencana agar Inggris bisa keluar dari lockdown pada 21 Juni 2021. Akan tetapi, penyebaran varian baru Covid-19 dari India bisa mengancam rencana tersebut.
Baca juga: Covid-19, India Laporkan Penambahan Kasus Penularan yang Melandai
Sumber: Reuters