TEMPO.CO, - Menteri Koordinator Program Imunisasi Nasional Covid-19 Malaysia (NIP) Khairy Jamaluddin mengatakan pihaknya segera berdiskusi dengan Arab Saudi agar mengizinkan warga yang menerima vaksin Sinovac untuk menunaikan haji dan umrah.
Pasalnya beberapa jemaah telah menerima vaksin Sinovac sebelum Arab Saudi membuat aturan hanya menerima orang yang disuntikkan vaksin Pfizer dan AstraZeneca. "Kami akan meminta kelonggaran bagi mereka yang telah menerima Sinovac. Sementara kami memberikan vaksin Pfizer kepada mereka yang belum divaksinasi," katanya dikutip dari New Straits Times, Ahad, 30 Mei 2021.
Beberapa negara hanya menyetujui vaksin tertentu. Misalnya Cina hanya menerima Sinovac, negara-negara di bawah Uni Eropa hanya menerima Pfizer, sedangkan Arab Saudi menerima Pfizer dan AstraZeneca
"Bagaimana kami melakukannya jika kami akan bepergian nanti? Apakah kami harus menyuntikkan semuanya (vaksin); apakah aman?" kata menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia.
Di saat bersaman, pemerintah Malaysia bakal mengambil keputusan apakah akan memberangkatkan jemaah haji tahun ini atau tidak dalam sidang kabinet mendatang. Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama) Ahmad Marzuk Shaary mengatakan dia juga menunggu saran dari para ahli tentang apakah vaksin Pfizer dapat diberikan kepada mereka yang telah menerima dosis pertama Sinovac.
Arab Saudi hanya mengizinkan 60 ribu jemaah haji tahun ini agar prosedur kesehatan dapat dijalankan dengan ketat. Dari jumlah tersebut, 15 ribu dialokasikan untuk jemaah domestik sementara 45 ribu sisanya bagi jemaah dari berbagai belahan dunia, termasuk Malaysia.
Baca juga: Ada 9.020 Kasus Baru Covid-19 di Malaysia
Sumber: NEW STRAITS TIMES