Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kampanye Test dan Vaksinasi COVID-19 di Myanmar Mandek Akibat Kudeta

image-gnews
Sejumlah wanita membawa pot berisi bunga padauk saat menggelar aksi memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 13 April 2021. Padauk merupakan bunga nasional Myanmar. REUTERS/Stringer
Sejumlah wanita membawa pot berisi bunga padauk saat menggelar aksi memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 13 April 2021. Padauk merupakan bunga nasional Myanmar. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar berhadapan dengan dua musuh sekaligus dalam beberapa bulan terakhir, kudeta dan COVID-19. Sejak kudeta dilakukan pada 1 Februari lalu, respon pemerintah terhadap COVID-19 otomatis mandek. Baik pengujian maupun vaksinasi tidak terlaksana dengan baik, menimbulkan pertanyaan soal situasi pandemi sesungguhnya di Myanmar.

Berhentinya pengujian dan vaksinasi tak lepas dari berhenti bekerjanya para pekerja medis. Beberapa hari setelah kudeta dimulai, mayoritas petugas medis (dan dokter) memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai bentuk perlawanan. Angka tes COVID-19, yang penting untuk mengukur dampak pandemi, langsung anjlok dari 17 ribu per hari menjadi 1200 per hari.

Sekarang, problem yang dihadapi sistem kesehatan nasional Myanmar bukan hanya kurangnya tenaga medis saja. Kurangnya perlengkapan medis juga mengancam. Salah satu perawat yang bertahan di RS kota Cikha, Lun Za En, mengatakan rumah sakitnya tak lagi memiliki cukup oksigen, obat-obatan, ataupun listrik. Fokus semua pihak, kata ia, teralihkan ke krisis Myanmar.

"Kami tidak memiliki cukup oksigen, cukup perlengkapan medis, cukup listrik, cukup dokter, dan cukup ambulan. Dari 11 staff kami, sekarang hanya tiga yang bekerja," ujar Lun Za En, yang bekerja di kota dengan 10 ribu penduduk, dikutip dari Channel News Asia, Ahad, 30 Mei 2021.

Lun Za En melanjutkan bahwa kampanye anti-COVID-19 pun juga tenggelam akibat krisis yang terjadi. Ia tak bisa memprediksi hingga kapan situasi ini akan bertahan dan kapan para petugas medis mulai kembali bekerja.

Mahasiswa, guru, dan insinyur dari Universitas Teknologi Dawei menggelar protes terhadap kudeta militer, di Dawei, Myanmar 3 April 2021. Dawei Watch/via REUTERS

Salah seorang petugas medis yang terlibat dalam gerakan pemberontakan sipil pesimistis bakal ada warga yang terpikir untuk tes maupun vaksinasi COVID-19 di masa krisis. Ia berkata, fokus kebanyakan orang sekarang ada pada krisis dan bertahan hidup dari serangan junta.

"Kalaupun kami bekerja, kami tidak menerima pasien baru lagi karena pusat tes COVID-19 tak lagi memiliki staf untuk menguji," ujar petuhas medis yang enggan disebutkan namanya itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut laporan WHO, kurangnya petugas tak lepas dari pembunuhan dan penangkapan selama krisis Myanmar. Mereka berkata, data terakhir menunjukkan ada 13 petugas medis yang dibunuh serta 150 orang yang ditahan. Hal tersebut belum menghitung ratusan yang menjadi buron.

"Selain itu, data menunjukkan ada 179 serangan terhadap pekerja, fasilitas, dan kendaraan medis. Angka tersebut mengcover lebih dari 50 persen total serangan terhadap petugas medis di seluruh dunia, " ujar perwakilan WHO di Myanmar, Stephan Paul Jost.

Manajer Operasi COVID-19 Federasi Internasional Palang Merah di Myanmar, Luis Sfeir-Younis, mengaku khawatir situasi di Myanmar akan membuat mereka rentan terhadap varian baru COVID-19 India. Sebab, India tak jauh dari Myanmar. "Sungguh mengkhawatirkan tes, perawatan, maupun vaksinasi di Myanmar sungguh terbatas di saat varian baru mengancam," ujarnya.

Per berita ini ditulis, Myanmar tercatat memiliki 143 ribu kasus dan 3.216 kematian. Mulai awal Februari, angka kasus yang dilaporan berada di rentang 30-100 kasus. Berbagai pihaknya menyakini angka tersebut tak representatif.

Baca juga: Pemerintah Bayangan Myanmar Selesai Latih Tentara Pemberontakannya

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

1 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

4 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

5 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

6 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.