TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia memperkuat hubungannya dengan Belarus yang terancam sanksi Uni Eropa dan Amerika. Dikutip dari kantor berita Reuters, Rusia telah menyetujui pinjaman kedua senilai US$500 juta (Rp7 triliun) untuk membantu Belarus bertahan dari dampak sanksi pembajakan Ryanair Ahad lalu.
Adapun US$500 juta itu masuk dalam total pinjaman US$1,5 miliar yang dijanjikan oleh Kremlin. Pinjaman pertama diberikan Rusia pada Oktober tahun lalu untuk membantu Belarus bertahan dari kisruh manipulasi pemilu yang memenangkan Alexander Lukashenko.
"Pinjaman akan diterima Belarus sebelum akhir Juni," menurut pernyataan Pemerintah Rusia, Ahad, 30 Mei 2021.
Selain mengkonfirmasi pinjaman, Pemerintah Rusia juga mengkonfirmasi adanya pembicaraan soal status tahanan warga mereka, Sofia Sapega. Sapega adalah kekasih dari jurnalis oposisi Belarus, Roman Protasevich. Ketika Protasevich ditahan oleh Belarus usai pembajakan Ryanair, Sapega juga termasuk dalam rombongannya.
Pemerintah Rusia berkata, mereka meminta perkembangan terbaru soal status Sapega yang ternyata juga memiliki izin tinggal permanen di Belarus. Hal itu diperlukan untuk menentukan sikap perihal kasus hukumnya. Sapega dituduh pemerintah Belarus ikut mengorganisir gerakan perlawanan terhadap pemerintah serta menyebarkan data pribadi pejabat pemerintah.
Pesawat Ryanair. REUTERS/Phil Noble
Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko bertemu pada Sabtu kemarin. Dalam pertemuan itu, salah satu hal yang mereka bahas adalah soal pembajakan Ryanair. Putin beranggapan reaksi negara-negara Barat terlalu emosional ketika mengancam akan menghukum Belarus dengan Sanksi.
Insiden pembajakan Ryanair itu sendiri terjadi pada Ahad pekan lalu ketika Pemerintah Belarus mengerahkan jet tempur untuk memaksa turun pesawat yang membawa Protasevich dan sAPEGA. Pemerintah Belarus menggunakan alasan bom di pesawat untuk memaksa pilot Ryanair mendaratkan pesawat di Minsk.
Protasevich bersama kekasihnya langsung ditangkap begitu pesawat mendarat di Minsk. Protasevich sendiri dikabarkan sudah panik ketika mendapati jet tempur MIG-29 tiba-tiba muncul di dekat pesawat yang ia tumpangi. Di momen itu, Protasevich menyadari dirinya akan ditahan, paling buruk dihukum mati, atas perlawanannya terhadap Pemerintah Belarus.
Merespon hal tersebut, Uni Eropa dan Amerika mulai menyiapkan sanksi untuk Belarus. Uni Eropa dikabarkan hendak menyasar sektor-sektor bisnis yang menyokong Pemerintah Belarus. Sementara itu, Amerika menyasar pejabat-pejabat Belarus yang terlibat dalam insiden pembajakan pesawat Ryanair.
Baca juga: Rusia Tawarkan Belarus Bantuan Soal Insiden Pembajakan Pesawat Ryanair
ISTMAN MP | REUTERS